- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
FEATURED POST
PERAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA DOSEN SEBAGAI TENAGA PENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
PERAN BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP
BEHAVIOR PADA DOSEN SEBAGAI TENAGA PENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI
Adinar
Fatimatuzzahro
Intisari
Karya ini bertujuan untuk mampu berkontibusi terhadap kemajuan
dan peningkatan organisasi perguruan tinggi dikarenakan pentingnya dosen selaku
tenaga pengajar di perguruan tinggi. Karya ilmiah ini membahas tentang peranan
dari budaya organisasi terhadap organizational
citizenship behavior pada dosen. Di Perguruan tinggi, posisi dosen sangat
memegang peranan penting dan sangat terlibat dalam organisasi dosen tersebut
bekerja. Di perguruan tinggi, dosen memiliki tuntutan untuk lebih profesional,
inovatif, aktif dan dianggap mampu mengarahkan berbagai permasalahan yang
berkembang di masyarakat. Dosen tidak hanya harus mampu rutin mengajar namun
juga mampu melakukan pengabdian sesuai tri darma perguruan tinggi. Dengan
kesukarelaan mengembangkan dan memajukan perguruan tinggi sangat diharapkan
pada dosen untuk menunjang kualitas kinerja dosen dan mendukung keberfungsian
organisasi di perguruan tinggi. Posisi dosen yang demikian diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan dan menjadi daya dorong untuk memiliki kualitas
lulusan di perguruan tinggi.
Kata kunci : Budaya Organisasi, Organizational Citizenship Behavior
A.
Latar
Belakang Masalah
Perguruan tinggi dapat
dikatakan sebagai hal yang di dapatkan oleh individu ketika telah mendapatkan
pendidikan di Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan bahkan Madrasah
Aliyah. Keberhasilan belajar mahasiswa di perguruan tinggi juga didukung oleh
tenaga pengajar yang memiliki kepribadian yang baik serta loyal terhadap organisasi
perguruan tinggi. Hal tersebut menurut Amperawan, Susi dan Marzolina (2016)
adanya dosen sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi perguruan tinggi.
Melihat bahwa dosen berperan dalam pengembangan sumber pengetahuan melalui
penelitian dan kajian riset-riset terbaru, keterampilan yang memadai serta
keahlian yang terintegrasi merupakan sumber daya yang memang harus dikelola
serta dikembangkan secara terus menerus.
Penelitian sebelumnya
tentang kinerja dosen yang masih rendah seperti penelitian Ilyassin (2010)
bahwa dosen masih belum terampil berkomunikasi dengan unsur pimpinan, masih
mengalami kesenjangan komunikasi antara pimpinan organisasi dengan dosen bahkan
dengan pegawal lainnya. Selain itu, penelitian Ilyassin juga menemukan bahwa
belum terdapat kesamaan visi dalam mencapai tujuan pengembangan organisasi
yaitu perguruan tinggi dan masih belum memiliki inisiatif serta kreativitas
dalam mengerjakan tugasnya sebagai tenaga pengajar yaitu sebagai dosen.
Dosen sebagai sumber daya
manusia di bidang pendidikan dan perguruan tinggi dituntut pencapaian yang
tidak hanya mencapai standar silabus pengajaran di kelas pekuliahan namun juga
diharapkan memiliki kemampuan dan unggul sebagai role model bagi mahasiswa,
karyawan, masyarakat maupun pengguna jasa sumber daya perguruan tinggi. Bahkan
penelitian yang dilakukan ini menemukan bahwa masih banyak dosen yang kurang
memiliki keterampilan dalam mengajar, hanya memenuhi target pengajaran sesuai
silabus, para mahasiswa dan mahasiswi mengeluhkan tidak mendapatkan tanggapan
yang memuaskan karena tidak sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan proses
pengajaran, sikap dosen yang cenderung pasif dan lain sebagainya (Amperawan, Susi
dan Marzolina, 2016).
Berdasarkan peran dan pentingnya dosen
sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi maka dosen yang memiliki tugas dan
fungsi sesuai dengan profesinya di dunia pendidikan apabila menjalankannya
dengan baik bahkan mampu mengembangkan inovasi dan kreativitasnya maka akan
mendorong kemajuan organisasinya yaitu perguruan tinggi. Perilaku-perilaku tersebut dapat
dikatakan sebagai perilaku kewarganegaraan dalam organisasi atau Organizational Citzenship Behavior. Menurut
Hosseini, et.al (2013) dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa Organizational
Citzenship Behavior memiliki hubungan positif terhadap peningkatan kualitas
layanan karyawan (dalam hal ini dosen sebagai bagian dalam organisasi perguruan
tinggi) terhadap efetivitas kemajuan organisasi.
McKenzie & Podsakoff (dalam Suyono
dan Sinto Sunaryo,2015) mengatakan bahwa Organizational Citzenship Behavior dapat
mempengaruhi jalannya keefektifan suatu organisasi karena beberapa hal yaitu : Organizational Citzenship Behavior membantu
meningkatkan produktivitas individu dalam bekerja, membantu meningkatkan
produktivitas manajerial, membantu mengefisienkan penggunaan sumberdaya manusia
dalam suatu organisasi, meningkatkan kesejahteraan pemeliharaan karyawan (dosen)
sebagai sumber daya dalam organisasi, dapat dijadikan sebagai dasar yang efektif
untuk menjalin komunikasi yang lebih baik dalam interaksi maupun jalannya
koordinasi antara anggota-anggota tim atau kelompok-kelompok di lingkungan
kerja, meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan sumber daya manusia dalam
organisasi karena memberikan kesan menyenangkan dalam bekerja, meningkatkan stabilitas kinerja anggota –
anggota dalam organisasi dan dapat meningkatkan kemampuan individu untuk
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi.
Berdasarkan hal tersebut pada penelitian
sebelumnya budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
munculnya Organizational Citzenship
Behavior. Hardaningtyas (2004) menemukan bahwa kebersamaan para anggota
dalam organisasi atau yang disebut sebagai budaya dalam organisasi dengan berperilaku
sama untuk pencapaian tujuan bersama anggota organisasi dapat menumbuhkan Organizational Citzenship Behavior di
kalangan dosen perguruan tinggi sebagai anggota organisasi.
Oleh karena hal tersebut maka penting
untuk menerapkan Organizational Citzenship Behavior bagi Borman
dan Motowidlo (dalam Sumiyarsih, 2012) karena dapat meningkatkan kinerja
organisasi. Hal itu sesuai dengan yang dungkapkan oleh Moorhead &
Giriffin (2013) bahwa Organizational
Citizenship Behavior mengacu kepada perilaku seseorang individu yang
memberikan dampak positif kepada kemajuan dan perkembangan organisasinya.
Berdasarkan
hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya sangat besar kaitannya antara
budaya organisasi mempengaruhi berkembangnya Organizational Citizenship Behavior pada Dosen. Berdasarkan hal
tersebut maka penulis sangat tertarik
membahas tentang “Peran Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Dosen Sebagai Tenaga Pengajar di
Perguruan Tinggi”.
B.
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Peran Budaya Organisasi
Terhadap Organizational Citizenship
Behavior Pada Dosen Sebagai Tenaga
Pengajar di Perguruan Tinggi.
C.
Manfaat
Karya ilmiah ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi pada perkembangan Ilmu Psikologi Pendidikan, Ilmu
Kependidikan dan ilmu terkait tentang Peran Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Dosen Sebagai Tenaga Pengajar di
Perguruan Tinggi. Hal ini dapat menjadi peluang penelitian pendukung tentang
fenomena Organizational Citizenship
Behavior Pada Dosen Sebagai Tenaga
Pengajar di Perguruan Tinggi. Selain itu, dapat menjadi referensi bagi
penelitian selanjutnya.
D.
Kajian
Teori
1.
Budaya
Organisasi
Menurut
Kast (dalam Robins, 2005) memberikan definisi budaya organisasi sebagai sistem
nilai dan kepercayaan yang dianut bersama yang berinteraksi dengan orang-orang
suatu perusahaan, strukur organisasi dan sistem pengawasan untuk menghasilkan
norma-norma perilaku.
Menurut
Robbins (2003) dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik
utama yang, secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi.
a.
Inovasi dan keberanian
mengambil risiko (innovation and risk taking), yaitu sejauh mana karyawan
didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b.
Perhatian pada hal-hal
rinci (attention to detail), yaitu sejauh mana karyawan diharapkan
menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detail.
c.
Orientasi hasil (outcome
orientation), yaitu sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil
ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
d.
Orientasi orang (people
orientation). Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan
efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
e.
Orientasi tim (team
orientation), yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim
ketimbang pada indvidu-individu.
f.
Keagresifan (aggresiveness),
yaitu sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
g.
Stabilitas (stability),
yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status
quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.
2.
Organizational
Citizenship Behavior
Moorhead dan Griffin (2013)
mengatakan bahwa Organizational
Citizenship Behavior mengacu kepada perilaku seseorang individu yang
memberikan dampak positif kepada organisasinya. Menurut Ueda (2010)
menemukan bahwa dalam penelitiannya keterlibatan
anggota organisasi sebagai individu serta komitmennya terhadap Organizational Citzenship Behavior akan mempengaruhi
secara kolektif anggota lainnya untuk berperilaku sama yaitu Organizational Citzenship Behavior.
Kolektivisme atau kebersamaan inilah yang dapat membantu organisasi untuk maju
dan berkembang. Sebaliknya apabila para anggota organisasi sebagai individu
tidak memiliki atau minimnya berperilaku Organizational
Citzenship Behavior akan membuat kemajuan perusahaan menjadi terhambat
bahkan menurunkan kualitas pelayanan karyawan dan tanggungjawab karyawan
terhadap kemajuan perusahaan sebagai suatu organisasi.
Dimensi
Organizational Citizenship Behavior menurut Organ, Podsakof, dan
Mackenzie (dalam Kusumajati, 2014) adalah altruism, conscientiousness,
sportsmanship, courtesy, civic virtue. Berikut penjelasan
dari dimensi Organizational Citizenship Behavior, yaitu :
a. Altruism merupakan
perilaku anggota organisasi sebagai individu dalam menolong rekan kerja atau
orang – orang di lingkungan organisasi mengalami kesulitan atau permasalahan di
lingkup organisasi. Individu dalam melakukan pekerjaanya mementingkan orang
lain untuk membantu orang lain menghadapi kesulitan yang dialami dan hal
tersebut di luar tanggung jawab individu tersebut.
b. Conscientiousness merupakan perilaku
yang dilakukan oleh individu dalam organisasinya melebihi harapan perusahaan
tempat individu bekerja. Seperti : menggunakan waktu dengan efektif, bersikap
sukarela yang bukan merupakan job
description pekerjaan.
c. Sportsmanship
adalah perilaku memberikan toleransi terhadap
keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan
keberatan–keberatan. Individu sebagai anggota organisasi akan lebih sopan dan
mampu menjalin kerjasama dengan rekan lain sehingga akan menciptakan lingkungan
yang lebih menyenangkan.
d. Courtesy
adalah menjaga hubungan baik dalam organisasi
sehingga menciptakan hubungan sosial secara interpersonal. Individu menurut
dimensi ini merupakan pribadi yang mampu menghargai dan memerhatikan orang
lain.
e. Civic
virtue merupakan perilaku bertanggung jawab
dalam lingkungan organisasi, mampu mengambil inisiatif dalam melakukan suatu
pekerjaan dan dimensi ini mengarahkan individu pada tanggung jawab yang
diberikan organisasi kepada seorang untuk meningkatkan kualitas bidang
pekerjaan yang ditekuni.
E.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil kajian literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa Peran Budaya Organisasi
Terhadap Organizational Citizenship
Behavior Pada Dosen Sebagai Tenaga Pengajar di Perguruan Tinggi sangat
penting untuk dikaji karena terjadi di dunia kependidikan dan terdapat di
perguruan tinggi sehingga dalam hal ini menjadikan karya ilmiah ini penting
untuk dikaji dan dilanjutkan sebagai suatu penelitian yang bekontribusi dalam
dunia pendidikan khususnya karena memiliki dampak terhadap perkembangan kependidikan
dan kemajuan organisasi perguruan tinggi sebagai pencetak lulusan putra putri
terbaik bangsa. Dapat dipahami berdasarkan literatur bahwa budaya organisasi
yang mengedepankan persamaan visi dan mengarah pada tujuan bersama dapat
menumbuhkan Organizational Citizenship
Behavior Pada Dosen sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi sehingga
peningkatan kualitas sumber daya di perguruan tinggi meningkat, berkualitas dan
dapat mendorong serta menjadikan lulusan perguruan tinggi seperti yang
diharapkan sebagai profesional lulusan perguruan tinggi tersebut.
F.
Daftar
Pustaka
Amperawan,
D.L,Susi H. dan Marzolina. (2016). Pengaruh Kepribadian dan Budaya Organisasi
Terhadap Kepemimpinan dan Organizational Citizenship Behavior pada Dosen UIN
Suska Riau. Jurnal Psikologi. Vol 12, No 2, Hal 74-83
Hosseini,
MH., Ojan Karimi & Shahla Soodi. (2013). “ The Effect of Citizenship
Behavior on Customer Satisfaction and Loyalty”. International Research
Journal of Applied and Basic Sciences, Vol. 7, No. 12, 846 – 852
Hardaningtyas.(2004).
Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap Pada Budaya Organisasi Terhadap
Organizational Citizenship Behavior (OCB). Tesis. Surabaya: Universitas Air
Langga
Ilyasssin,
M. (2010). Budaya organisasi bagi peningkatan kinerja dosen.Laporan Penelitian.
Samarinda: STAIN.
Kusumajati.
(2014). Organization Citizenship
Behavior Karyawan pada Perusahaan. Jurnal Humaniora, Vol. 5 No 1
Moorhead
& Griffin. (2013). Perilaku
Organisasi. Jakarta : Salemba Empat
Robbins,
Stephen P. (2003). Organizational Behavior, Concept Contropversies and Applications,
Prentice Hall Inc. USA. Terjemahan. Jakarta: P.T. Indeks Kelompok Gramedia.
Robbins,
Stephen P, Judge, Timothy A. (2005). Perilaku Organisasi Buku 2,
Jakarta:
Salemba
Empat Jakarta
Sumiyarsih,
dkk. (2012). Hubungan Antara Kecerdasan
Emosional dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan CV.
Aneka Ilmu Semarang
Suyono,
J & Sinto Sunaryo, dkk. (2015). Pengaruh Organizational Citizenship Behavior pada
Performance dengan Service Quality, Satisfaction dan Behavior Intention Sebagai
Anteseden. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 4 No 1
Ueda,Y.
(2010). “ Organizational Citizenship Behavior in a Japanese Organization : The
Effect Of Job Involvement, Organizational Commitment, And Collectivism”. Journal of Behavioral Studies in Business,1 – 14
CONTOH TUGAS MATA KULIAH
CONTOH UJIAN AKHIR SEMESTER
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar