FEATURED POST

PARENTING = RACUN "TOXIC PARENTS" YANG HARUS DIWASPADAI SAAT MENJADI ORANGTUA

 


Tumbuh kembang anak anak yang sesuai dengan harapan orangtua menjadi dambaan dan kebanggaan tersendiri bagi orangtua.. 

Bahkan anak menjadi sangat patuh pada orangtua bahkan selalu meng-iyakan apapun yang dperintahkan orangtua, tentunya hal ini sangat membanggakan yaa? Memiliki anak anak yang tawaduk dan lain lain..

Semoga kita senantiasa diberikan keturunan yang salih dan saliha yang selalu menjadi penyejuk orangtua..

Eeiiits anak patuh pun perlu diperhatikan looh pola pengasuhannya..patuh yang memang beneran patuh atau karena takut pada orangtua? 

Karena e karena kenyataannya di lapangan ditemukan bahwa anak patuhnya cenderung pada ketakutan dan perlakuan kasar yang diterima dari orangtua.. 

Perlakuan toxic parents bahkan bisa berulang dari generasi ke generasi ! Loh ? Kok bisa? 

Bisa banget.. orangtua yang cenderung menerapkan pola asuh  destruktif cenderung memperlakukan anaknya dengan kasar meskipun tujuannya sayang untuk kebaikan..misal : mencubit, memukul.. hal itu dapat berulang ke generasi selanjutnya !! Untuk itu, sebagai orangtua maka perlu memutus mata rantai toxic parents dalam pengasuhan kita.. Toxic Parents dapat menjadi racun dalam tumbuh kembang anak dan sangat mempengaruhinya hingga dewasa karena menorehkan luka dan trauma terhadap Toxic Parent !!

Lalu bagaimana strategi untuk memutus rantai toxic parents di keluarga kecil bahagia kita ? Berikut beberapa tipsnya : 

1.  Seringkali berlebihan memberikan kritik dan saran terhadap tumbuh kembang anak.. bahkan saat anak sudah mampu untuk mengambil keputusan dan berulang kali mengatakan hal yang sama secara terus menerus.. 

2. Anak tidak diberikan keleluasaan untuk menyalurkan dan mengekspresikan emosi emosi negatif yang dirasakan seperti: marah, jengkel dll. Hal itu akan memicu anak merasa kesulitan mengelola emosionalnya karena terbiasa ditahan bahkan berdampak pada saat dewasa dalam menangani emosi negatif.

3. Mengendalikan anak dengan menumbuhkan perasaan bersalah 

4. Menggunakan pola pengasuhan dengan beberapa pendekatan contoh : pendekatan behavioristik dalam pola pengasuhan anak = misal: reinforcement untuk menguatkan perilaku yang dikehendaki

 


Komentar