FEATURED POST

Expressive Writing Therapy




Haiii sahabat Psikologi Kampus.. 

Pernahkah kalian mengetahui,  bahwa menulis bisa menurunkan tingkat kecemasan? 

Terapi menulis ini dalam psikologi disebut Expressive Writing Therapy


Pengertian Expressive Writing Therapy


Menurut Wright (dalam Susanti, 2013) expressive writing therapy adalah sebuah proses menulis yang merupakan ekspresi dan refleksi individu. Expressive writing therapy ini dilakukan atas keinginan sendiri atau bersama profesional melalui bimbingan terapis  atau  peneliti.

Expressive  writing  therapy  bertujuan untuk meningkatkan  pemahaman  bagi  diri  sendiri maupun orang lain, meningkatkan kreatifitas,ekspresi diri dan harga diri, memperkuat kemampuan komunikasi dan interpersonal, mengekspresikan emosi yang berlebihan (katarsis) dan menurunkan ketegangan, serta meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah dan fungsi adaptif individu. 


Menurut  Purnamarini, dkk (2016) salah satu keunggulan dari terapi expressive writing ialah membebaskan untuk menuangkan segala bentuk rasa kecemasaannya dalam tulisan mereka tanpa harus memperhatikan susunan kata baku atau penulisan bahasa yang baik dan benar.



Tahapan pelaksanaan expressive writing therapy menurut Hynes & Thompson (dalam Purnamarini, 2016) 

a.    Recognition/Initial write : Tahap ini bertujuan untuk membuka imajinasi, memfokuskan pikiran, relaksasi dan menghilangkan ketakutan yang mungkin muncul pada diri klien, serta mengevaluasi kondisi mood atau konsentrasi klien. Klien diberi kesempatan untuk menulis bebas kata-kata, frase, atau mengungkapkan hal lain yang muncul dalam pikiran tanpa perencanaan dan arahan.


b.    Examination/writing exercise : Tahap ini bertujuan untuk mengeksplor reaksi klien terhadap suatu situasi tertentu. Merupakan tahap dimana proses menulis dilakukan.


c.    Juxtaposition/Feedback : Tahapan ini merupakan sarana refleksi  yang mendorong pemerolehan kesadaran baru dan menginspirasi  perilaku, sikap, atau nilai yang baru,  serta  membuat individu memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya. Tulisan yang sudah dibuat konseli dapat dibaca, direfleksikan, atau dapat juga dikembangkan, disempurnakan, dan didiskusikan dengan orang lain atau kelompok yang dapat dipercaya oleh konseli. Hal pokok yang digali pada tahap ini adalah bagaimana perasaan penulis saat menyelesaikan tugas menulis dan atau saat membaca.


d.    Aplication to the self :  Pada tahap terakhir ini, klien didorong untuk mengaplikasikan pengetahuan barunya dalam dunia nyata. Konselor atau terapis membantu klien mengintegrasikan apa yang telah dipelajari selama sesi menulis dengan mereflesikan kembali apa yang mesti diubah atau diperbaiki dan mana yang perlu dipertahankan.



Manfaat Expressive writing menurut Bolton (dalam Purnamarini, dkk,  2016) yaitu membantu individu untuk memahami dirinya dengan lebih baik, dan menghadapi depresi, distress, kecemasan, adiksi, ketakutan terhadap penyakit, kehilangan dan perubahan dalam kehidupannya.


Semoga bermanfaat

Share jika bermanfaat

Jariyah mu yaa ilmu yang bermanfaat

Semangat untuk selalu mengakses emosi positif dan bahagiakan hidupmu

Salam.. 




Daftar pustaka :


Purnamarini,  dkk.  (2016). Pengaruh Terapi Expressive Writing Terhadap Penurunan Kecemasan Saat Ujian Sekolah (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 59 Jakarta). Insight: Jurnal Bimbingan Konseling 5(1)



Susanti, Reni & Supriyantini, Reni. (2013). Pengaruh Expressive Writing Therapy Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Berbicara Di Muka Umum Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi. 9(2) :119-129.

Komentar