FEATURED POST

FASE FASE DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN YANG WAJIB ANDA TAHU




Home : Artikel update di Psikologi Kampus

Selamat pagi sahabat psikologi kampus apa kabarnya semoga selalu dalam keadaan sehat walafiat istana dan jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah dengan tetap memakai masker dan jaga jarak.


Baca juga 

: KUNCI PUAS dalam PERNIKAHAN


ngomong-ngomong soal pembahasan yang akan kita bahas adalah tentang pernikahan lebih fokusnya pada fase fase dalam hubungan pernikahan yang akan dijalani pada tiap-tiap pasangan suami istri.

Dalam hubungan pernikahan pasti memiliki dinamika perjalanan kehidupan berumah tangga.

Berikut gambaran fase-fase dalam hubungan pernikahan yang akan diuraikan oleh admin psikologi kampus semoga dapat bermanfaat kepada seluruh pasangan suami istri di manapun berada :


1. Fase di 5 tahun pertama pernikahan. Fase di 5 tahun pertama pernikahan dari diucapkannya akad hingga lima tahun pertama pastilah memiliki fase dimana pasangan suami istri sedang bahagia bahagia hanya memiliki pasangan yang diidam-idamkan selama ini tak terkecuali selain diidam-idamkan tentu saja memiliki problematika yang mungkin dianggap sensitif bagi sebagian pasangan baik itu yang dirasakan oleh suami maupun yang dirasakan oleh istri.


Baca juga : RAHASIA ANDA BERJODOH


Mengupas dinamika pernikahan Dilema tahun pertama pernikahan yaitu berawal dari USAHA YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI MAUPUN ISTRI MENYESUAIKAN BERBAGAI HAL. Tentunya di tahun-tahun pertama pernikahan spesifiknya 5 tahun pernikahan pasti banyak usaha yang dilakukan oleh suami maupun istri supaya dapat menyesuaikan berbagai hal.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh admin kepada beberapa pasangan suami istri adalah penyesuaian dalam merencanakan memiliki momongan, yang kedua penyesuaian untuk tempat tinggal Seperti apakah tinggal bersama mertua atau tinggal di rumah kontrakan atau membeli rumah sendiri, yang ketiga masalah pemegang otoritas keuangan di dalam rumah tangga. Dan permasalahan selanjutnya adalah Apakah istri boleh bekerja atau harus memilih menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga saja.

Nah permasalahan terbesar tersebut yang dirangkum oleh admin bahwa untuk 5 tahun pertama ini penyesuaian pada pasangan suami maupun istri sangat dibutuhkan dengan cara : HAL SE- SENSITIF APAPUN USAHAKAN DIBICARAKAN DARI HATI KE HATI DAN CUKUP DISKUSI-KAN MASALAH INI BERDUA SAJA. Yang dapat dilakukan suami atau istri adalah membuka hati dan membuka diri terhadap segala perbedaan yang dihadapi dalam berumah tangga.


Baca juga : KONFLIK SEHAT PASUTRI !!


Nah pertanyaan dari beberapa pasangan suami istri adalah : strategi yang bagaimana sehingga dapat mengungkapkan hal sensitif agar dapat diterima oleh pasangan ?? 

JAWABAN-NYA adalah hal yang sensitif mungkin akan takut diungkapkan oleh salah satu pasangan baik itu suami maupun istri untuk mengungkapkan hal yang sensitif tersebut dikarenakan ketika akan mengungkapkan suami atau istri takut pasangannya akan terluka atau kecewa atau marah dan bahkan beragam ekspresi emosi yang akan disampaikan oleh pasangan sehingga hal ini membuat ketakutan untuk mengungkapkan secara jujur terhadap pasangan. Teknik yang dapat dilakukan adalah pembicaraan dengan pillow talk atau bisa dengan ketika sedang berdua saja. 


Baca juga : MESRA dengan PILLOW TALK


Langkah yang dilakukan adalah pastikan ketika akan mengajak pasangan anda berbincang-bincang mengenai hal yang sensitif pastikan pasangan Anda sudah makan dan dalam keadaan perut sudah kenyang, jangan sampai ketika anda membicarakan hal sensitif kepada pasangan pasangan masih dalam keadaan lapar sehingga itu akan mempengaruhi emosinya Karena makan adalah kebutuhan dasar fisiologis manusia yang harus terpenuhi sebelum mencapai tahapan selanjutnya. Setelah dipastikan pasangan anda telah kenyang dan Sehabis makan dan sudah melakukan berbagai rutinitas sehingga pasangan suami istri sudah dalam keadaan yang rileks santai pasangan dapat memulai membicarakan hal-hal yang sensitif dengan cara memberikan secangkir teh atau minuman hangat kepada pasangan serta cemilan yang dapat mencairkan suasana.

Sampaikanlah permintaan maaf terlebih dahulu jika nanti ada kata-kata atau penyampaian yang dapat melukai hati pasangan dan sebagai pasangan tidak bermaksud untuk melukai namun hanya ingin berbagi tentang bagaimana cara menyelesaikan permasalahan berdua sehingga semakin erat hubungan pernikahan tersebut karena sebagai pasangan suami istri terasa sejalan ketika salah satu mau mengungkapkan secara jujur Hal sensitif apa yang ingin diungkapkan.

Yakinlah bahwa pasangan akan menerima apa yang disampaikan oleh anda secara jujur, tulus dan terbuka kepada pasangan.


Baca juga : TANDA DIA ADALAH JODOH-MU


Masih di fase 5 tahun pernikahan.

FAKTA di lapangan bahwa ketika usia pernikahan menginjak 3 menuju 5 tahun banyak problematika yang muncul karena rutinitas yang sudah biasa dilakukan terhadap pasangan. Mencapai fase menuju 5 tahun pernikahan adalah termasuk fase yang kritis karena perceraian terbanyak terjadi pada 5 tahun pertama pernikahan jadi ketika mencapai tahun kelima pernikahan banyak perceraian terjadi. 

Mengapa bisa demikian?? 

Karena merasa pasangan sudah tidak seistimewa ketika waktu masih menjadi gebetan atau menjadi pacar atau awal-awal pernikahan yang terlihat Manis Manis saja honeymoon dan aktivitas romantisme lainnya.

Beberapa pasangan suami istri kenyataannya di lapangan seringkali tidak menerima masukkan maupun arahan yang disampaikan oleh suami kepada istri atau istri kepada suami Hal tersebut akan memicu argumentasi karena masing-masing memiliki prinsip yang kuat terhadap suatu hal misalnya dalam hal berkarir dan contohnya lagi adalah masukan atau arahan yang disampaikan dari keluarga besar terutama dari mertua kepada pasangan suami istri.

Nah fase di tahun ketiga sampai tahun kelima ini sangat sangat berbahaya apabila pasangan suami maupun istri tidak dapat menahan prinsip masing-masing dan kekeh atau alot atau berpegang kuat terhadap prinsipnya sendiri.

Oleh karena itu hal yang harus dilakukan pada tahap ini karena pasangan terlihat tidak semenarik di awal pernikahan dan seringkali setelah melahirkan pun perubahan pada bentuk badan suami maupun istri sudah terlihat berbeda. Hal yang dapat dilakukan suami maupun istri adalah sering-seringlah memuji pasangan seperti di saat-saat awal pernikahan. 

Wahai istriku Kamu terlihat cantik sekali hari ini..

Wahai suamiku engkau terlihat sangat tampan dengan gaya rambutmu sekarang dan saya sangat suka melihatnya

Terima kasih suamiku engkau telah membantuku menyapu rumah sehingga pekerjaanku terasa lebih ringan

Terima kasih istriku sayang engkau telah membantu pekerjaan rumah tangga sehingga rumah terlihat lebih bersih dan rapi ketika kau yang melakukannya I love you

Contoh-contoh kata-kata tersebut dapat disampaikan kepada pasangan. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan terhadap pasangan seperti mencium kening pasangan, memeluk pasangan setiap kalinya sebagai penghargaan atas sebuah prestasi yang telah dilakukan oleh pasangan meskipun prestasi tersebut hanya membantu menyapu mencuci piring maupun pekerjaan domestik dalam rumah tangga.


Baca juga : DILEMA MENANTU WANITA


2. Selanjutnya fase pernikahan memasuki usia 5 tahun lebih menuju tahun ke-7 dalam hubungan pernikahan.

Telah mengenal lebih dalam pasangan baik suami maupun istri serta frekuensi hubungan suami dan istri serta hal-hal lain yang sudah menjadi kebiasaan dan rutinitas dapat membuat pasangan suami istri merasakan kebosanan. Selain itu pikiran pikiran irasional yang menghinggapi pasangan suami istri seperti ketidakpercayaan akan wanita idaman lain atau pria idaman lain ketika suami maupun istri sedang meniti karir di luar rumah.

Lalu bagaimana untuk menyikapi permasalahan tersebut???

Hal yang dapat dilakukan oleh pasangan suami maupun istri adalah komunikasi dengan kejujuran. Komunikasi dengan kejujuran adalah Apabila salah satu pasangan merasakan ketidaknyamanan dan memiliki pikiran-pikiran irasional maka ungkapkanlah kepada pasangan anda dengan sepenuh hati dan dengan beberapa teknik yang telah admin sampaikan. Kejujuran terhadap pasangan akan membuat suami maupun istri lebih merasa nyaman karena hal-hal yang dirisaukan oleh pasangan dapat terjawab dengan kejujuran yang telah disampaikan pula oleh pasangan suami maupun istri.

Apabila sedang berada dalam konflik maka pasangan suami istri sesegera mungkin untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Alangkah baiknya untuk tidak menyelesaikan masalah melalui via telepon atau via media sosial atau WA atau SMS dan lain sebagainya. Sebaiknya temui pasangan sesegera mungkin apabila anda merasa kurang nyaman terhadap sesuatu yang ada dalam diri pasangan meskipun itu baru pada tahap pemikiran irasional anda sendiri.


Baca juga : Anda merasa Stres ? BACA ini


Mengapa admin menyarankan untuk menyelesaikan masalah tidak melalui media telepon dan lain sebagainya dan sebaiknya menyelesaikan secara langsung adalah yang pertama secara psikologis kita dapat melihat ekspresi yang di sampaikan oleh pasangan baik melalui mimik muka atau air mata atau suara atau gerak tubuh yang dilakukan oleh pasangan Apakah pasangan secara jujur merasa nyaman atau tidak nyaman kita dapat melihat secara langsung kondisi psikologis pasangan suami maupun istri kita ketika kita sedang membicarakan sesuatu hal yang sensitif. Yang kedua adalah kita dapat memberikan bentuk kasih sayang kita terhadap pasangan seperti memeluk memberikan sesuatu hadiah kecil maupun itu bentuk secangkir teh atau cemilan atau hadiah kecil yang dapat memberikan rasa kebahagiaan tersendiri kepada pasangan kita. Apabila sudah bertemu dengan langsung kita dapat mendengar sendiri apa yang telah disampaikan oleh pasangan kita sehingga kita tidak terpengaruh terhadap pikiran-pikiran irasional kita sendiri. Kita dapat mengelola emosi kita sendiri ketika kita membicarakan kepada pasangan dengan jujur dan kita dapat secara psikologis mengungkapkan keinginan dan harapan kita.

Apabila sudah tersampaikan hal-hal sensitif pada 5-7 tahun pernikahan ini maka diskusikanlah untuk melakukan hal-hal yang membuat hubungan pernikahan semakin lancar dan harmonis. Sampaikan harapan-harapan positif dan tujuan-tujuan mulia yang ingin pasangan suami istri raih di masa depan baik kesuksesan di dunia maupun kesuksesan di akhirat serta Bagaimana baiknya memberikan pola pengasuhan terbaik bagi putra-putrinya.


Baca juga : Fase krtitis dalam pernikahan


3. Fase tahun ke 7 sampai tahun ke-15 usia pernikahan. Pada tahun ini pasangan suami istri bisa memberikan kejutan kejutan kecil kepada pasangannya seperti menuju atau mengeksplor tempat-tempat baru untuk relaksasi hubungan pernikahan. Candaan candaan recehan dapat membuat pernikahan menjadi lebih erat. Dan jika ada sesuatu hal yang membuat atau sesuatu hal yang dirasa akan menjadikan hal tersebut bergolak dalam rumah tangga pada pasangan suami dan istri ini dapat mengatasinya dengan cara berkomunikasi secara Jujur dari hati ke hati.


4. Fase menuju tahun ke-20 hingga tahun-tahun selanjutnya.

Pada fase ini anak sudah menemukan jalan hidupnya masing-masing sehingga pada pasangan pun harus membicarakan hal-hal apa yang akan dilakukan di masa tua ketika putra-putrinya sudah besar memiliki kehidupan masing-masing dan jika putra-putrinya menikah dan Merantau.

Nah sudah ada gambaran kan pada fase fase dalam hubungan pernikahan. Intinya adalah seberat apapun itu dalam fase fase hubungan pernikahan yang harus dilakukan pasangan suami atau istri adalah mendiskusikan segala sesuatunya secara jujur terhadap pasangan.

Selain itu yang harus dilakukan adalah sama-sama saling mendoakan pasangan. Apabila hal yang terasa sangat sensitif takut untuk dibicarakan terhadap pasangan sebisa mungkin temukan Bagaimana cara mengutarakan hal sensitif tersebut terhadap pasangan. Sebisa mungkin Jangan libatkan orang lain dalam mengambil keputusan dalam rumah tangga kecuali hal-hal tertentu. 

Minimalisir menceritakan hal-hal sensitif yang mungkin sulit diungkapkan terhadap pasangan kepada orang tua atau mertua dikarenakan apa yang diceritakan oleh anaknya akan mempengaruhi hubungan pasangan suami istri kedepannya. Karena secara logika kita dapat memahami bahwa orangtua pun tidak ingin anaknya di dikatakan buruk oleh siapapun dan tidak ingin disakiti oleh siapapun. Hal lain lagi juga minimalisir menceritakan tentang keburukan atau hal negatif yang ada dalam diri pasangan kepada lawan jenis ketika sudah menikah meskipun itu hanya untuk curhat tentang permasalahan rumah tangga.


Baca juga : Mengatasi anak tantrum


Nah itu adalah Gambaran atau fase-fase dalam hubungan pernikahan yang wajib kita ketahui semoga pernikahan kita selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan semoga selalu bahagia langgeng selamanya Fiddunya wal akhirat Amin..

 jangan lupa share semoga bermanfaat


Komentar