FEATURED POST

Fase Nesting Tahun Ketiga Pernikahan


Home : Artikel update di Psikologi Kampus


Halo sahabatku psikologi kampus pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang pernikahan.


Baca juga : Dilema sebagai Menantu


Sebelumnya admin disini Mau mengatakan " Selamat ulang tahun pernikahan yang ke 3 Teruntuk suamiku tercinta.. semoga pernikahan kita diliputi keberkahan diberikan kebahagiaan banyak rezeki dimudahkan segala urusan dilancarkan segala hal yang diharapkan diberikan kesehatan keselamatan di dunia dan di akhirat, Semoga selalu harmonis dan langgeng selamanya Fiddunya wal akhirat bersama anak-anak kita.. amin amin ya robbal alamin.. "


Baca juga : Fase Fase dalam Pernikahan


Memperingati ulang tahun pernikahan yang ke 3, sedikit curhat nih admin mau menceritakan sungguh tak terasa pernikahan sudah berjalan 3 Tahun Lamanya.. Dinamika di kehidupan yang sesungguhnya setelah kita berumah tangga sangat terasa sekali apalagi saya dan suami Merantau. Saya dan suami sama-sama Merantau tepatnya di ibukota di Indonesia ini. Benar-benar Mandiri loh guys meskipun demikian menikah itu asik seru banyak dinamika kehidupan dan kita akan semakin dewasa menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang benar-benar nyata karena kita dituntut untuk menjadi dewasa dengan keadaan kita..

Tentunya problematika rumah tangga pernah kita alami pasang surutnya nya pasangan suami istri lainnya terjadi konflik konflik kecil itu sudah biasa Namun kita menyikapinya dan selalu mengambil Sisi positifnya meskipun tak jarang kita saling mengungkapkan dan komplain terhadap perilaku pasangan kita yang mungkin bikin kita ke gemaaaassshh..


Baca juga : Memaafkan Kunci Kepuasan Pernikahan


Tak masalah karena memang berdasarkan teori sih tahun-tahun pertama merupakan tahun penuh keromantisan karena dunia kita yang bersama pasangan kita dan dan bersama putra-putri kita yang masih baby gemes Teruntuk yang sudah dikaruniai Anugrah anak oleh Tuhan yang maha kuasa..

Dinamikanya Pasti sangat terasa sekali terlebih kita Mandiri di perantauan pertama kali memiliki baby dan kita mengurus sendiri merasakan sendiri apalagi peranan kita baru sebagai suami berubah menjadi ayah dan sebagai istri berubah menjadi ibu.. 

Tentu dituntut harus serba bisa mandiri dan kuat serta sabar..

Fokus kembali terhadap pembahasan kita kali ini tentang pernikahan skip dulu ya tentang pola pengasuhan anak.


Baca juga : Berjodoh merupakan Kemampuan Mengelola Penyesuaian


Nah pembahasan kali ini adalah fase nesting yaitu tahun ketiga pernikahan.

Sebelumnya admin jabarin dulu nih menurut teori dari 

Perlmutter & Hall (1992) tentang tahun tahun awal di fase pernikahan. Selama tahun pertama pernikahan, yang disebut dengan fase blending. Fase blending pada pasangan suami istri yang masih dilanda asmara yang begitu kental. Pasangan suami istri belajar untuk hidup bersama dan berpikir bahwa diri mereka. merupakan bagian yang saling tergantung satu sama lain.

Ya pada fase awal pernikahan memang dirasakan penuh dengan keromantisan, selalu ingin dekat dengan pasangan, begitu kental dengan hal-hal yang berbau romantis dan kedekatan secara fisik. Kemana-mana gandengan tangan guys, ketika pasangan mau berangkat kerja atau pulang kerja pasti selalu cium kening dan selalu dipeluk guys hahaha.. ya sekarang memang masih sih tapi tidak sesering dulu Tapi nggak papa itu awal-awal pernikahan penuh dengan keromantisan adalah hal yang biasa ehem-ehem Cie cie yang baca sambil senyum-senyum..

Dunia berasa milik berdua yang lain ngontrak..

Polanya seperti itu terus sampai pada tahap nanti memiliki anak nah yang ini udah lain cerita lagi yuk kita lanjut ke fase nesting atau tahun ketiga pernikahan.

Perlmutter & Hall (1992) mengemukakan bahwa tahun ketiga pernikahan disebut dengan fase nesting, yang merupakan saat sering terjadinya stres dan kekecewaan, pasangan menggali keterbatasan dari kecocokan-kecocokan yang ada dan menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas saling berbagi.

Wow ini pernah dirasakan betul, ya memang konflik-konflik kecil seringkali terjadi tapi bagaimana pasangan suami istri dapat mengelola konflik menjadi konflik yang sehat. Pasangan suami istri selain mengelola konflik dengan sehat, Intens dalam komunikasi secara Jujur juga penting loh gaes. Bahasanya komplain kali ya guys.


Baca juga : Jika Konflik dengan Pasangan??


Contoh kecil mengatasi konflik pada fase nesting saat terjadi stress dan merasa kecewa terhadap pasangan.

Saat kita merasa stress dan merasa kecewa terhadap pasangan itu akan sering muncul ketika tahun kedua dan tahun ketiga pernikahan lho guys..

Ya kita tahu luar dalam perilaku pasangan kita dan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh pasangan kita.

Saat kita berada di titik lelah dan jenuh kita cenderung stress akibat kelelahan fisik atau kelelahan pikiran Nah itu sangat berpengaruh terhadap sikap kita terhadap pasangan kita pada tahun kedua dan tahun ketiga pernikahan.

Hal-hal yang sering muncul pada tahun ke-2 dan tahun ke-3 pernikahan adalah πŸ€”

" kontribusi saya terhadap rumah tangga"

Nah ini akan seringkali dirasakan oleh suami maupun istri.

Baik suami atau istri akan sering merasa bahwa saya telah melakukan suatu hal lebih dari pasangan saya dan hal tersebut yang dapat memicu stress serta frustasi. Hal ini akan berdampak pada rasa kecewa terhadap pasangan anda.


Baca juga : Tanda Dia Jodoh-Mu 😍


Lalu bagaimana cara mengelola konflik yang dirasakan menjadi konflik yang sehat :


1. Komunikasi secara jujur terhadap pasangan tanpa keberatan atau perasaan-perasaan negatif atau hal-hal yang membawa emosi negatif karena kecewa terhadap pasangan.

Contoh kasus :

Suami merasa kelelahan dan capek ketika diminta oleh istrinya mengasuh buah hatinya di luar rumah karena sang istri ingin melaksanakan pekerjaan domestik yaitu seperti mencuci piring mengepel menyapu memasak menjemur pakaian dan lain sebagainya.

Mungkin beberapa hal perasaan atau emosi yang dirasakan oleh suami tidak diungkapkan oleh suami kepada istrinya. Dari sisi biar suami yaitu suami merasa telah mengasuh anak selama kurang lebih 1 hingga 2 jam di luar rumah dan mendapati istrinya belum mandi atau lain sebagainya dan hal itu membuat suami hanya diam dan bertanya kepada istrinya Bun kenapa belum mandi Padahal saya sudah mengajak anak kita main di luar rumah selama kurang lebih 1 hingga 2 jam.

Mengungkapkan secara jujur terhadap pasangan ini bisa merilis atau melepaskan perasaan maupun emosi negatif yang dirasakan terhadap pasangan dan dan pasangan dapat menyampaikan dengan bahasa cintanya Bagaimana atau hal yang disampaikan dapat diterima oleh pasangan dengan baik dan legowo itu kunci pentingnya dalam komunikasi secara jujur maka Pakailah bahasa cinta yang biasa digunakan oleh tiap-tiap pasangan.


2. Berikan contoh hal-hal yang dirasakan oleh pasangan yang membuatnya kecewa di depan pasangan.

Contoh kasus :

Lanjutan dari mengasuh anak. Suami telah mengungkapkan emosi yang dirasakannya terhadap istrinya. Pada posisi ini istri dapat mengungkapkan hal yang dirasakan dan hal yang dilakukan ketika suami mengajak bermain anak di selama kurang lebih 1 hingga 2 jam.

Komunikasi secara jujur dengan bahasa cinta akan memudahkan pasangan untuk menerima secara ikhlas dan mencoba mengerti.

Katakan kepada suami bahwa ketika suami mengajak anak bermain di luar rumah selama satu hingga dua jam dan Mengapa istri belum sempat mandi maka sang istri dapat mencontohkan hal-hal apa saja yang dilakukan ketika suami mengajak anak bermain di luar rumah dan istri dapat mencontohkan secara real di depan suami kegiatan apa saja yang dilakukan sehingga pekerjaan domestik belum selesai.

Ketika sang istri mengatakan dengan bahasa cinta dan mengkomunikasikannya secara jujur terhadap pasangan sehingga pasangan dapat menerima hal tersebut hal itu akan menjadikan pikiran serta keterbukaan bagi suami untuk menerima Mengapa harus melepaskan kekecewaan tersebut dan berusaha memahami aktivitas yang dilakukan oleh sang istri ketika suami mengajak anak bermain di luar rumah.


3. Tumbuhkan emosi emosi positif serta pikiran positif terhadap pasangan ketika kita merasa stress dan kecewa terhadap perilaku pasangan kita hal apapun itu.

Contoh kasus :

Pada suami : Oh ternyata istri saya aktivitasnya sangat banyak sekali, istri saya tidak hanya menyapu rumah namun istri saya juga mengepel lantai mencuci piring melipat baju baju membereskan kamar dan lain sebagainya. Ternyata bekerja milkindo sangat banyak sekali hidup membutuhkan waktu yang lama.

Pada istri : ketika suami beristirahat dan tidur cukup lama sehingga membuat istri merasa stres karena rumah berantakan dan pekerjaan domestik tidak kelar kelar maka istri dapat menghadirkan emosi dan pikiran positif terhadap diri sendiri seperti tarik nafas sedalam dalamnya dan buang nafas secara perlahan, dilengkapi istigfar bagi yang beragama Islam. Selain itu hal yang dilakukan adalah evaluasi diri terlebih dahulu apakah saya sudah makan? Apakah saya lelah kurang istirahat sehingga lebih sensitif?, Apakah saya terlalu perfeksionis dalam hal kebersihan rumah?, Bagaimanakah kondisi suami saya saat ini?, Mungkin suami saya sangat lelah bekerja..


Nah, seperti itu..

Komunikasi secara jujur adalah hal terpenting dalam mengelola konflik secara sehat dalam rumah tangga. Sangat penting sekali dalam hubungan pernikahan.

Seringkali kita sudah tahu Pola atau ritme perilaku dan lain sebagainya yang sudah menjadi kebiasaan dan kita tahu kebiasaan tersebut dari pasangan kita dan ketika kita menemukan ketidaknyamanan atau kita memiliki suatu harapan terhadap perilaku pasangan kita pasti cenderung diam dan berharap pasangan kita akan peka.

Kapan pekanya gaaaaeees ?? pasangan kita bukanlah paranormal atau orang yang bisa baca pikiran kita..

Akhirnya ketika kita berharap pasangan kita dapat peka dan peduli terhadap apa yang kita harapkan atau kita inginkan namun ternyata pasangan kita kita anggap kurang peka dan tidak tanggap sehingga kita cenderung merasa kecewa sehingga akhirnya frustasi dan kemudian memilih diam dan dampaknya kita akan membutuhkan pelampiasan atas kekecewaan kita. Nah ini akan bahaya banget buat pola pengasuhan kepada anak kita loh. 

Jadi sebisa mungkin ketika kita merasakan sesuatu yang tidak nyaman dan berharap kepekaan dari pasangan kita, kita itu harus ngomong sejujurnya dengan bahasa cinta kita dengan bahasa yang akan dapat diterima oleh pasangan kita.

Setiap pasangan suami maupun istri punya bahasa cintanya masing-masing dalam mengungkapkan suatu hal tertentu yang dianggap sensitif dapat diterima oleh pasangan suami atau istri kita.


Baca juga : Lebih Mesra dengan Pillow Talk


Contoh : (Komunikasi Pillow Talk tanggal 15 Februari 2021)

Bunda : (berharap suami peka menyambut ulang tahun yang ke-3, berharap hal-hal romantis, berharap sesuatu dari suami).. Yah, sayaang.. Mau ulang tahun looh ??

Ayah : ulang tahun 17 Agustus ya sayang..

Bunda : Whaaaaaatt... (sambil kesel melototin bojo)

Ayah : Bercanda iyaaa 17 Februari... Ulang tahun pernikahan yaa.. Happy Anniversary..

Bunda : Gitu ajaaa nih yah ?? (Masih berharap wkwkwk, istri mah begitu yaaa) Hmmm.. Masak masak yuk sayaang..

Ayah : Wah mantaap tuh...

Bunda : Yah, masak apa yaa enaknya (Pertanyaan seperti ini dapat memancing hal hal atau harapan yang diinginkan pasangan kita. Karena kita dapat membuka aspirasi pasangan kita looh.. Penting banget dalam berkomunikasi dengan pasangan untuk menggunakan pertanyaan terbuka supaya komunikasi dan hubungan pernikahan semakin harmonis)

Ayah : Nasi kuning aja gimana ? Dibuat tumpeng gitu.. Ayah yang masak wis.. Bunda besok momong tole saja.. Ayah ke pasar pagi pagi beli tempe, beli beras, beli sawi, beli telur, beli ayam, beli apalagi ya Bun..

Tak masake tumpeng..

Bla bla bla diskusi lah intinya.. Seneng banget suami mengungkapkan keinginannya untuk membahagiakan istrinya hoho..

Bunda : waaah terimakasih sayaaang..

Nah, keesokan harinya di tanggal 16 Februari 2021

Karena hujan deras dari sebelum subuh hingga siang hari sempat mengurungkan niat untuk buat tumpeng.

Ayah : Waaah hujan deras sekali bun.. Kayake belum bisa buat tumpeng ini.. Masih mendung..

Bunda : Ya sudaaah deh.. Nggak papa.. Belum buat (Wah, sebenarnya tidak kecewa karena suami belum bisa buat tumpeng sebagai hadiah pernikahan. Wah jadi kasihan karena melihat suami jadi sedih belum bisa ke pasar beli bahan). 

Akhirnya jeda hujan yang tadinya tidak berhenti alias hujan non stop tiba tiba reda dan meskipun masih mendung.. Suami berkata : Bun, saya beli bahan bahan yaa untuk buat tumpeng..

Bersyukurnya.. Niat dan tekad membahagiakan istri ada persetujuan alam untuk hujan reda sebentar mengizinkan suami belanja bahan bahan buat tumpeng.. Daaan dari proses belanja, memasak, menghias tumpeng jadi deeeh..

Alhamdulillah kami Bersyukur atas segala sesuatu yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepada keluarga kecil kami Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu memberikan kesehatan keselamatan dan perlindungan di dunia dan akhirat untuk kami dan keluarga serta seluruh pasangan suami istri dimanapun berada semoga selalu bahagia.. Termasuk Anda


Aamiin.

Nah ini potret hasil jerih payah suami sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kami yang ketiga :







Happy Anniversary 😍


Bahagia bersama sejak kami duduk di bangku sekolah tahun 2010, menikah di tahun 2018 hingga saat ini memasuki tahun 2021 usia pernikahan kami yang ketiga..

 Semoga selalu dilimpahkan keberkahan, kesehatan, keselamatan, kebahagiaan, kesetiaan, cinta kasih, bahagia, sukses selamat fiddunya wal akhirat..


Aamiin Ya Rabbal Alamin...


Love story kami



Sumber referensi :

Perlmutter, Marion and Hall, Elizabeth. (1992). Adult Development and Aging. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Komentar