FEATURED POST

Tips Mengatasi Omongan Orang Lain dengan Cognitive Behavior Model

 



Tips Mengatasi Omongan Orang Lain dengan Cognitive Behavior Model oleh Darmawan Aji seorang Tokoh NLP, CBT dan Self Coaching 101 Model.


Baca juga : Tips Mengatasi Pikiran Irasional 

Baca juga : Tips Mengatasi Omongan Orang Lain


Wah mantap kan postingan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana mengatasi omongan orang lain dengan teknik cognitive behavior model.

Tentunya Setiap orang pasti akan sangat sensitif ketika menjadi bahan pembicaraan orang lain, apalagi pembicaraan tersebut menyangkut diri kita yang sesungguhnya hasil dari kacamata orang lain saja bukan melihat realita kehidupan kita seperti apa.


Baca juga : Terapi Self Love (Mengatasi Trauma di Masa Lalu)


Seringkali kita merasa kecewa marah , bertumpuk-tumpuk akan hadirnya emosi-emosi negatif sehingga membuat kita jadi stress bahkan merasa frustasi sehingga muncul gejala-gejala fisik seperti asam lambung naik, Gerd, pusing, berlinang air mata sampai menghabiskan satu kotak tisu dan lain sebagainya.

Melihat fenomena tersebut sesungguhnya hal tersebut bisa kita kendalikan dan kita dapat menyadari adanya emosi negatif bisa kita rubah menjadi lebih baik dengan memunculkan hal-hal yang kita inginkan.

Menurut Darmawan Aji dalam bukunya self coaching yang diterbitkan oleh dinatra Asia publishing tentang seni mengelola diri untuk memaksimalkan potensi adalah dengan menggunakan cognitive behavior model.


Baca juga : Tips Mengatasi Kecemasan


Baca juga : Teknik Terapi dengan Menulis


Baca juga : Terapi Psikologi Untuk Mengubah Perilaku


Nah melihat terlebih dahulu pada hal ini adalah mengatasi omongan orang lain dengan menggunakan cognitive behavior model.

Menurut Darmawan Aji (2020) bahwa kognitif dan perilaku adalah satu kesatuan yang mana ketika pikiran memperoleh pengalaman atau hasil dari penginderaan seperti mendengar hal tersebut akan mempengaruhi cara manusia menentukan sikap terhadap suatu stimulus yang menyebabkan manusia berpikir sehingga menghadirkan emosi negatif Contohnya seperti stress bahkan frustasi memikirkan omongan orang lain padahal sesungguhnya kita dapat mengendalikan apa yang kita pikirkan dari omongan orang tersebut.

Mungkin saat itu juga ketika kita mendengar omongan orang lain atau mendengar pemberitaan dari orang lain yang menurut kita tidak benar atau tidak sesuai dengan kita kita akan merasa marah kecewa dan merasakan kehadiran emosi-emosi negatif sehingga kita mengarah pada ada orang tersebut kita memikirkan bagaimana orang tersebut mengatakan sesuatu terhadap diri kita padahal diri kita bisa mengendalikan emosi yang ada dalam diri kita dengan mencoba mengelola emosi kita sendiri. 


Baca juga : Teknik Psikologi untuk merubah segala sesuatu Lebih Bermakna


Contoh yang akhirnya kita merasa stres dan frustasi akibat omongan orang lain :

1. Saya merasa tidak ada seorangpun yang dapat mengerti dan memahami keadaan saya.

2. Saya merasa hari-hari saya suram dan Saya benci menghadapi hari-hari saya.

3. Saya memang tidak berguna dan penilaian orang lain terhadap saya mungkin benar.

4. Perilaku saya di mata dia selalu salah dan dia selalu membesar-besarkan masalah.

5. Saya merasa dia sangat jahat, dia suka mengadu domba, dia tidak menyukai apapun yang saya lakukan.

Nah contoh-contoh tersebut mungkin bisa Anda rasakan ketika orang lain memberikan penilaian terhadap anda.

Sekarang rasakan emosi-emosi negatif Apa yang Anda rasakan saat ini ?? Dan bagaimana pengaruhnya terhadap fisik anda?? Apakah anda merasa lelah, Apakah anda merasa pusing, Apakah anda merasa tidak bergairah, Apakah anda merasa dada Anda panas (GERD/ asam lambung naik karena stress).

Nah jika hal tersebut telah terjadi di Apa yang akan Anda lakukan?? 

Apakah anda akan kan mengambil benda tertentu untuk melampiaskan kekesalan anda, Apakah anda akan menghubungi orang tersebut yang memberikan penilaian terhadap anda dan mengatakan hal yang lebih kejam atau lebih negatif dari apa yang orang lain Berikan penilaian terhadap anda??

 jika kita hanya memikirkan ego dan kita hanya terkungkung pada emosi-emosi negatif Kita permasalahan itu tidak akan pernah selesai karena ada benang merah yang terus-menerus bergulir panjang dan tidak akan pernah terputus dan itu sama ketika kita memiliki marah dan kecewa dan kita tidak dapat berdamai dengan diri sendiri sehingga kita saling berbalas untuk menunjukkan keakuan diri kita terhadap orang lain.

Dampaknya adalah manusia tidak dapat hidup harmonis dan hanya memikirkan keegoisan masing-masing saja padahal manusia sejatinya diciptakan sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang secara habluminallah dan habluminannas. 


Baca juga : Teknik Terapi Psikologi Transpersonal


Kita bisa melatih atau mengelola emosi kita menjadi pribadi yang lebih pemaaf dan kita dapat mengelola emosi negatif menjadi hal-hal yang lebih positif sehingga kehidupan kita lebih bermakna dan menyadarkan diri kita maupun menyadarkan orang lain supaya dapat dalam lingkaran kehidupan yang penuh Welas Asih dan kebermaknaan sehingga kebahagiaan masyarakat dapat tercipta.

Dari kasus karena omongan orang lain yang begitu sangat menyesakkan di dada kita, penilaian negatif dari orang lain maka kita dapat menyadari bahwa kita dapat mengubah emosi emosi negatif dan pikiran-pikiran negatif dengan mengendalikan diri kita sendiri.

Menurut tokoh Darmawan Aji (2020) adalah akar dari sebuah tindakan adalah pikiran dan perasaan. Sulit untuk mengubah suatu tindakan atau perilaku apabila kita tidak mengubah penyebabnya yaitu itu akan lebih sulit lagi jika kita mengubah hasil bila kita tidak mengubah cara berpikir kita.


Coba perhatikan hal ini :

Beberapa situasi dapat memicu perasaan yang berbeda dan kita bisa memilih emosi yang akan kita rasakan begitu Darmawan Aji mengatakan.

Marah ??

kecewa ??

kesal ??

Bersikap biasa saja??

 Memaklumi ??

Hal itu adalah salah satu pilihan yang dapat anda pilih sendiri dan bagaimana efeknya terhadap kehidupan anda.

Perhatikan konsekuensinya :

1. Orang lain mengatakan Anda memiliki kesalahan tertentu dan menurutnya Anda harus bersikap demikian bla bla bla.

2. Anda merasa marah, merasa dihakimi, Anda merasa apapun di mata orang tersebut Anda serba membuat kesalahan.

3. Anda dan orang tersebut bertengkar hebat bahkan putus silaturahmi karena kemarahan Anda. Media sosial di block dan tidak ingin bertemu sapa lagi.

4. Hubungan Anda dan orang tersebut menjadi renggang.


Sebaliknya yang bisa Anda kelola :

1. Orang lain mengatakan Anda memiliki kesalahan tertentu dan menurutnya Anda harus bersikap demikian bla bla bla.

2. Anda memakluminya, Anda mendengarkan dan menyesuaikan nasihatnya sesuai dengan diri Anda, ambil sisi positif dari nasihat yang disampaikan dan sesuaikan dengan diri Anda. Bayangkan bahwa dia yang menasehati Anda sangat memikirkan Anda dan kebaikan diri Anda yang berarti Dia peduli terhadap Anda. Anda dapat menghela nafas.. Tarik nafas dan buang mafas secara perlahan.. Dengarkan nasihatnya dan ambil sisi positifnya dan sesuaikan dengan Anda.. Izinkan diri Anda melepaskan segala emosi negatif terhadap Dia yang menasehati Anda.. Izinkan diri Anda memaafkan perilakunya terhadap Anda.. Dia yang menasehati Anda sesungguhnya peduli dengan diri Anda..

3. Anda dan orang lain dapat saling memahami.

4. Hubungan Anda dengan orang lain tetap terjalin baik dan Anda lebih termotivasi dengan kebaikan yang Anda tangkap dari omongan atau penilaian orang lain tersebut terhadap Anda.


Baca juga : Artikel update hari ini


Semoga bermanfaat dan terimakasih sudah membaca..

Yuk beli dan baca bukunya Darmawan Aji yang berjudul "Self Coaching Seni Mengelola Diri Untuk Memaksimalkan Potensi" terbit kekinian banget looh gaes..


Ini nih bukunya :




Sumber referensi :

Aji, Darmawan. (2020). Self Coaching Seni Mengelola Diri Untuk Memaksimalkan Potensi. Bandung : Dinamika Transformasi Asia


Komentar