- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
FEATURED POST
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Uwooooowww....
Selamat malam sahabatku psikologi kampus,
Pada pembahasan kali ini admin psikologi kampus ingin berbagi solusi praktis jika kita baper dan sensitif terhadap sesuatu hal.
Baper alias sensitif terhadap sesuatu pada beberapa orang memang terasa sangat menyesakkan hati dan membuat dada terasa panas ya alias GERD.
Baca juga : Tips Mengatasi Pikiran Irasional
Baca juga : Tips Mengatasi Omongan Orang Lain
Beberapa orang cenderung mengabaikan dan tidak terlalu mempedulikan penilaian orang lain terhadap dirinya tentang apapun itu.
Di sisi lain, beberapa orang pun merasa sangat sensitif dan cenderung baper yaaa...
Mengapa bisa begitu ?? Yuk, simak hasil penelitian yang dilakukan oleh Jovanka Ris Natalia dan Joshualdi dari Fakultas Kedokteran yang menemukan bahwa orang yang sensitif atau baper nih yaa...
Orang tersebut mungkin bisa termasuk dalam kategori Highly Sensitive Person yaitu sifat yang diasosiasikan dengan sensitivitas dan responsitivitas yang lebih tinggi terhadap stimulus dari internal maupun eksternal, lingkungan maupun sosial. Orang dengan kategori Highly Sensitive Person seringkali diikuti oleh ketidakmampuan mengontrol emosi sehingga menyebabkan orang dengan Highly Sensitive Person lebih mudah mengalami gangguan kesehatan mental diantaranya adalah depresi, ansietas, dan stress. (Natalia dan Joshualdi, 2019).
Baca juga : Terapi Self Love (Mengatasi Trauma di Masa Lalu)
Orang dengan kategori Highly Sensitive Person bisa lebih teliti dan perhatian terhadap perubahan sekecil apapun di lingkungannya. Sifat ini diturunkan secara genetik dan dipengaruhi juga oleh lingkungan. Gambaran otak orang dengan kategori Highly Sensitive Person lebih aktif di regio otak yang melibatkan kewaspadaan, atensi, dan pengambilan keputusan (regio cingulata dan premotor area). Otak yang terlalu aktif dapat menyebabkan overstimulasi, yang apabila diikuti dengan ketidakmampuan untuk mengontrol emosi dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi, ansietas, dan stress. (Natalia dan Joshualdi, 2019).
Ya udah tahu kan mengapa orang yang sensitif atau mudah terbawa perasaan itu dikarenakan apa ??
Oleh karena itu, akan lebih baik untuk dapat mengelola emosi yang hadir pada saat kita mendapatkan stimulus dari internal atau eksternal diri contohnya seperti penilaian orang lain yang akhirnya kita merasa baper atau terasa sangat menyesakkan dada.
Baca juga : Tips Mengatasi Kecemasan
Baca juga : Teknik Terapi dengan Menulis
Baca juga : Terapi Psikologi Untuk Mengubah Perilaku
Lalu bagaimana mengatasi baper dan sensitif dengan Mindfull ??
Apabila kita mendapatkan penilaian orang lain atau ada sesuatu hal yang menurut kita kurang nyaman maka kita bisa menerima dengan penuh kesadaran dan terkoneksi dengan hal tersebut.
Maksudnya bagaimana ??
Jangan mudah untuk menerima mentah-mentah hal apapun yang dikatakan oleh orang lain seperti penilaian orang lain maupun lain sebagainya yang membuat kita baper atau terasa sangat sensitif bagi kita.
Cobalah untuk mendengarkan, menerima dengan penuh kesadaran stimulus seperti penilaian orang lain atau lain sebagainya tersebut.
Selanjutnya pikirkan lebih lanjut Mengapa orang lain tersebut mengatakan hal yang demikian kepada diri kita. Dengarkan terlebih dahulu, jangan langsung merasa tersinggung atau merasa tersenggol dengan kata-kata yang mungkin menurut kita tidak nyaman bagi kita.
Bisa jadi kita bisa mempertanyakan Apa yang dimaksud oleh orang lain mengapa mengatakan hal demikian kepada diri kita. Dengarkan saja dengan baik apa yang ingin diutarakan oleh orang lain.
Nah ketika kita mampu mengelola emosi diri kita kita akan menjadi pribadi yang mampu untuk meningkatkan kualitas diri kita loh.
Kita tidak menjadi gampang baper atau sensitif terhadap segala sesuatu dan kita mau belajar untuk menerima serta mendengarkan orang lain.
Ketika kita mulai tidak nyaman dengan sesuatu hal yang dikatakan oleh orang lain atau dengan sikap orang lain kita dapat melihat sisi lain dari orang tersebut mengapa kita tidak suka atau tidak merasa nyaman dengan sesuatu yang yang hadir dari orang tersebut.
Baca juga : Teknik Psikologi untuk merubah segala sesuatu Lebih Bermakna
Menurut admin dulu pernah membaca suatu jurnal tapi admin lupa nama jurnalnya itu apa nah di jurnal tersebut itu membahas tentang Mengapa orang lain mudah baper dan disisi lain orang cuek bisa karena lingkungan.
Contohnya adalah kita dari budaya Timur yang budayanya itu lebih ke senyum, ramah dan menyapa. Sedangkan budaya di barat lebih bersikap biasa saja seperti itu atau dilihat dari faktor kebudayaan di Indonesia yang beragam.
Mungkin dari budaya tertentu sangatlah ramah penuh kesopanan dan di budaya tertentu yang tidak biasa untuk senyum dan ramah dalam artian bersikap biasa saja ketika bertemu orang yang tidak harus menyapa orang lain.
Pasti ketika sudah terbiasa di lingkungan yang menyapa orang lain dan tersenyum ramah akan kaget untuk bertemu orang yang sikapnya biasa saja jika bertemu orang lain. Dan orang yang terbiasa di lingkungan yang ramah senyum pasti akan bertanya tanya dan merasa kenapa orang tersebut jutek padahal orang tersebut tidak jutek. Namun karena budaya yang sudah melekat dan terbiasa saja sehingga terkesan jutek.
Jadi, tak ada salahnya kita tetap menyapa.
Berbagi senyum dan kebahagiaan kepada orang lain pastilah sangat menyenangkan bukan??
Berbagi welas asih dan kasih sayang dengan senyum penuh keramahan.
Maka dari itu kita juga harus memaklumi budaya orang yang berbeda-beda.
Bisa kita meskipun berbeda tetapi kita harus tetap saling menjaga.
Kita lakukan adalah kita tetap menjadi diri sendiri jika kita terbiasa di lingkungan yang ramah senyum sopan santun dan menyapa kita bisa menerapkan hal itu meskipun respon dari orang lain tidak seperti apa yang kita harapkan.
Dari hal tersebut kita belajar mengelola emosi untuk meningkatkan kualitas diri kita.
Baca juga : Teknik Terapi Psikologi Transpersonal
Tak apa Tidak harus kita mendapatkan tanggapan yang positif dari orang lain kita dapat memaklumi karena mungkin budaya orang lain tersebut berbeda dengan budaya kita sehingga kita dapat mengelola emosi diri kita tetap stabil dan terjaga untuk selalu mengalami emosi-emosi yang positif.
Karena kehadiran emosi positif sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan kita. Sangat indah kan apabila kita mampu menerima diri sendiri dan memahami orang lain serta kita bersyukur bahwa kita mampu menjaga kerukunan di antara kita.
Semoga postingan kali ini membawa kebermanfaatan bagi kita semua.
Karena admin juga ingin berbagi kebaikan melalui tulisan-tulisan admin yang selalu admin posting di blog psikologi kampus ini.
Semoga bermanfaat dan kita mampu untuk mengatasi baper dan sensitif kita dengan penuh kesadaran dan menjadi pribadi yang lebih pemaaf kepada orang lain serta mampu memahami orang lain.
Release sejenak yuk :
" Masalah..
Setiap insan pasti memiliki masalah..
Beberapa orang memilih memendam emosi negatif dalam jiwa,, diam.. tersenyum & masih menyimpan emosi tersebut dalam diri...
Beberapa orang memilih melampiaskan emosi negatif dalam jiwa,, butuh target.. semakin memuncak & meledak.. duuuaaarr
Yaa.. sy prnah merasakan & Anda pun pasti juga.. tak dapat dilukiskan seberapa besar emosi negatif yg melingkupi diri kita.. terkadang kita terlalu fokus pada masalah & lupa menghadirkan cinta kasih dlm diri kita..
yaa cahaya..
kita satu sama lain merupakan cahaya yg saling menerangi.. memendam & melampiaskan emosi negatif kan ttp butuh direalisasikan mba.. iyaa mmg benar,, lepaskan..lepaskan scr perlahan.. tanyakan maksut positif apa emosi Anda hadir dlm diri Anda..
tanyakan & berikan ruang bagi emosi negatif Anda ini.. yaaaa..
emosi negatif hadir menyapa & membuat kita ingin mencari sasaran untuk melampiaskan.. release kawan.. lepaskan scr perlahan iringi lafadz dzikir apapun yg membuat dirimuu tenang & nyaman...
Tetap ciptakan keterhubungan dengan dirimu yang positif,, terhubung dengan orang lain & semesta..
Release..release..release..
Ucapkan terimakasih pada dirimu karena emosi negatiflah yang mendorong emosi positif dalam dirimu hadir & menebarkan aroma kenyamanan penuh keikhlasan serta welas asih..
tersenyum penuh ketulusan hati terhadap segala hal..
memaknai kehidupan bahwa hidup bukan sekadar interaksi dengan diri sendiri namun hidup juga memaknai keterhubungan dengan org lain..
Semakin diri belajar bukan hanya belajar ilmu namun juga mmpu mempelajari siapa dirimu..
Belajar memahami diri..
belajar memahami emosi * belajar untuk memahami emosi orang lain.. bukan brrti melecehkanmu..
Anggap sj org lain ingin mengenal dirimu lebih dekat & saling memahami secara sosial.. Ungkapkan segala hal dengan kata kata yg baik & menyejukkan.. berbagi berdiskusi antara dua hal saja..
#Realita kehidupan ttg interaksi diri "
Baca juga : Artikel update hari ini
Sumber referensi :
Natalia, Jovanka dan Joshualdi B. (2019). HIGHLY SENSITIVE PERSON DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN MENTAL. Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 3, Hal 317 - 322
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar