FEATURED POST

Dzikir adalah Psikoterapi (Psikologi Tasawuf)

 


Tugas ini merupakan tugas mata kuliah psikologi tasawuf yang disusun oleh :

Nama : 1. ADINAR FATIMATUZZAHRO 

            2. ZAHRA DEVINA

            3. ANITA WULAN KUSUMA

            4. RISKA ZULFI APRILIA

            5. FATINA SAJIDA

 

 Semoga bermanfaat bagi pembaca :D


A. DZIKIR ADALAH PSIKOTERAPI

            Menurut Prawitasari, 1993 (dalam Subandi, 2000) istilah psikoterapi (dan konseling) memiliki pengertian sebagai suatu cara yang dilakukan oleh para profesional (psikolog, psikiater, konselor, dokter, guru, dsb.) dengan tujuan untuk menolong klien yang mengalami problematika psikologis.

            Persoalan yang ditangani oleh psikoterapis barat menyangkut masalah-masalah yang bersifat fisiologis-emosional-kognitif-behavioral-sosial. Secara umum orang akan selalu beranggapan bahwa jika ada seseorang sedang menjalani suatu psikoterapi, berarti sedang berusaha menyembuhkan diri.

Gambaran mengenai Psikoterapi Islam sendiri memiliki ruang lingkup dan jangkauan yang lebih luas. Selain menaruh perhatian pada proses penyembuhan, psikoterapi Islam sangat menekankan pada usaha peningkatan diri, seperti membersihkan kalbu, menguasai pengaruh dorongan primitif, meningkatkan derajat nafs, menumbuhkan akhlaqul karimah dan meningkatkan potensi untuk menjalankan amanah sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Mappiare, 1996 (dalam Subandi, 2000) menekankan bahwa psikoterapi Islam bertujuan untuk mengembalikan seorang pribadi pada fitrahnya yang suci atau kembali ke jalan yang lurus.

 

Psikoterapi Islam tidak hanya memberikan terapi pada orang-orang yang sakit sesuai dengan kriteria mental-psikologis-sosial, tetapi juga perlu ikut menangani orang-orang yang sakit secara moral dan spiritual. Jadi ukuran yang dijadikan sebagai standar untuk menentukan kriteria suatu tingkah laku itu perlu diterapi atau tidak, yang pertama-tama adalah nilai moral-spiritual dalam Islam. Baru kemudian mengacu pada kriteria-kriteria psikologi yang ada.

 

Teori-teori psikologi pada umumnya terlalu berorientasi pada manusia atau antroposentris (Bastaman, 1995 dalam Subandi, 2000), sehingga ukuran kebenarannya juga dari kacamata manusiawi. Sedangkan dalam perspektif psikologi Islami dalam hal ini psikoterapi Islam kebenarannya harus dikembalikan kepada Al-Quran dan sunnah (Al-Hadis).

 

Zikir mencakup pengertian mengingat segala keagungan dan kasih sayang Allah SWT. yang telah diberikan kepada kita, sambil mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang untuk mengingat, menyebut dan mereduksi kembali hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya. Zikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah SWT semata sehingga zikir mampu memberi sugesti penyembuhannya, melakukan zikir sama nilainya dengan terapi relaksasi.

 

 

 

 

 

B. DAMPAK PSIKOLOGIS ZIKIR

 

Pengaruh dari berbagai bentuk amaliah zikir, mampu mewujudkan aktualisasi diri dan kreativitas seperti:

 

a. Berzikir dapat menghasilkan suatu perubahan yakni kedewasaan efektif, perspektif yang integratif, giat dan ulet (penelitian alexander, 1991).

b. Berzikir mampu dan memiliki nilai mengobati.

c. Berzikir dapat menyembuhkan kecanduan alkohol, narkoba dan mampu menurunkan kegelisahan, kegugupan dan emosional negatif.

d. Berzikir mampu memperbaiki persepsi diri sendiri dan meningkatkan harapan mencetak prestasi dan percaya diri.

e. Berzikir dapat menyebabkan terjadinya perubahan psikologi yang positif seperti menurunkan kegelisahan, meredam agresifitas, meringankan depresi, dll.

 

Allah berfirman:

 

"Apabila kamu telah selesai shalat, maka ingatlah Allah di waktu berdri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring" (QS. An-Nisa : 103)

 

"Ingatlah hanya dengan zikir (ingat) kepada Allah hati menjadi tentram"

(QS. Al-Ra'd : 28)

 

 

Manfaat dari terapi dzikir sangat banyak, terutama untuk menetralisir beban fikiran atau perasaan yang sering kali menghampiri setiap harinya. Masalah utama pada manusia ialah bagaimana supaya timbul keikhlasan dan problem yan gberada didalam fikiran dan hati bisa dikendalikan. Sering kali seseorang depresi dan pergi ke dokter setelah itu dokter akan memberi obat penenang supaya dapat tidur dan merasa fresh. Tetapi ketika kita terjaga dari tidur reaksi obat sudah habis maka apa yang kita rasakan sebelumnya akan timbul kembali. Dengan kata lain persoalan tidak akan hilang, namun kita akan menjadi ketergantungan dengan obat. Melalui terapi dzikir kita berupaya untuk mengatasi/ mengendalikan bukan lari dari persoalan.

Terapi zikir dan terapi baca Al-Quran adalah contoh terapi yang diupayakan mensinkronisasikan antara bacaan lisan dan bacaan qalbu (hati). Jika lisan dan qalbu terjaga, diharapkan tingkah laku (psikomotor) dapat dikendalikan.

 

C. PEMBAHASAN

Teknik terapi kognitif perilaku adalah teknik modifikasi perilaku individu dan mengubah keyakinan maladatif. Terapis membantu individu mengganti interpretasi yang irasional terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang lebih realistik. Dalam pengertian spiritual, orang yang melupakan diri sendiri sesungguhnya telah tersesat. Ini berarti bahwa berpaling dari mengingat Allah menyebabkan diri dikuasai oleh setan (atau kekuatan-kekuatan bukan Tuhan) yang setiap saat mendorong seseorang serta membisikkan berbagai kejahatan ke dalam hati. Setan baru meninggalkan seseorang kalau dia sudah berhasil menjerumuskannya ke dalam neraka (atau menyimpang dari jalan Allah dan kebaikan). Manakala berbagai kekuatan jahat yang memalingkan hati manusia dari jalan ilahi telah menghujam kuat dalam hati seseorang, maka jiwanya pun tersesat sedemikian rupa sehingga ia bahkan tidak tahu bahwa Allah itu ada. Tidak mengingat Allah menyebabkan hatinya dikuasa kekuatan-kekuatan jahat. Dengan berzikir akan lahir keikhlasan dan ketulusan hati dalam menyikapi hidup dalam kondisi ikhlas dan tulus inilah perasaan gundah, gelisah, dan sedih akibat persoalan hidup dapat dihilangkan, sehingga meminimalisir timbulnya depresi yang lebih dalam.

            Depresi dapat menjadi penyakit yang sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, namun kemungkinan untuk mengobati depresi bagi yang menjalani pengobatan sangat tinggi yaitu 85% hingga 90% (Hegg, 1991). Kadang-kadang depresi juga bisa hilang dengan sendirinya tanpa harus menjalani pengobatan. Ada berbagai cara pengobatan untuk menanggulangi depresi, yaitu dengan cara: Obat Antidepresan; CBT (Cognitive Behavior Therapy); Terapi interpersonal yaitu bantuan psikoterapi jangka pendek yang berfokus kepada hubungan antara orang-orang dengan perkembangan simtom penyakit kejiwaan, yang menekankan pada kemampuan komunikasi; Konseling kelompok dan dukungan sosial, yang tujuannya diharapkan melalui intervensi kelompok dukungan sosial dapat mengurangi stress berat yang dialami pasien sehingga mereka dapat lebih optimis dan  percaya diri dalam melawan penyakitnya; Terapi humor, pasien yang mempertahankan sikap mental yang positif dan berbagi tawa merespons lebih baik terhadap pengobatan. Respon fisiologis dari tertawa termasuk meningkatnya pernapasan, sirkulasi, sekresi hormon, dan enzim percernaan, dan peningkatan tekanan darah.

            Tenik terapi humanistik adalah teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesunguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered-therapy).

            Berdoa merupakan salah satu cara untuk mengatasi depresi yang dialami oleh pasien. Harold Koenig, seorang dokter berasal dari Amerika, pada tahun 1990 menderita penyakit peradangan kronis pada persendiannya yang menyerang ujung-ujung otot, sekitar daerah tersebut membengkak dan sangat menyakitkan. Sejak menderita penyakit tersebut Harold mulai meneliti antara hubungan keyakinan spiritual dengan kesehatan.

            Dari penelitian mengenai hubungan antara agama dan spiritualitas dengan kesehatan terhadap 1200 responden, 800 orang diantaranya yang aktif dalam kegiatan agama dan memiliki kepercayaan dan keyakinan kuat dalam hidup mempunyai kesehatan mental yang lebih baik, lebih jarang berobat, dan lebih sehat secara fisik. Ia menemukan bahwa makin kuat iman seorang pasien, makin cepat ia sembuh dari depresi.

 

 

D. KESIMPULAN

Jadi, ketika kita mengalami goncangan jiwa akibat persoalan hidup hendaklah kita membaca zikir dengan memuji keagungan Allah. Jika zikir disertai dengan keyakinan sepenuh hati, maka hati akan menjadi lebih tenang dan terkontrol. Akal menjadi jernih sehingga mampu memikirkan secara positif peristiwa-peristiwa yang menimpa diri kita.

Berzikir memberikan ketenangan jiwa dan pikiran bagi individu yang menjalankannya. Setiap untaian tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir yang keluar dari mulutnya membuat hati nya menjadi tenteram. Hal inilah yang menjadikan zikir dapat menjadi salah satu psikoterapi bagi penderita depresi.Hal ini bukan saja karena banyaknya manfaat yang dapat berguna bagi tubuh jika kita melakukan zikir tapi juga dari teori psikologi barat yang menyatakan bahwa pasien penderita depresi yang memiliki tingkat keimanan tinggi akan lebih cepat sembuh jika dibandingkan pasien yang tingkat keimanannya rendah.

Zikir  juga dapat menenangkan hati dan pikiran. Orang yang selalu berzikir akan merasakan ketenangan hati, jiwa, dan pikiran, sekaligus terhindar dari gangguan jiwa, seperti stress dan depresi, dan penyakit hati, seperti iri, dengki, dan dendam. Orang yang mengalami depresi akan mudah menderita berbagai penyakit fisik.

Batin yang tenang dan tenteram membuat pikiran menjadi jernih dan dapat berpikir secara logis. Sehingga kita tidak akan memikirkan sesuatu yang dapat membuat diri kita menyalahkan diri sendiri dan menyebabkan depresi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, jika kita ingin mendapat hidup yang bahagia yang diidamkan dan terhindar dari penyakit depresi. Banyak-banyaklah berzikir dan selalu mengingat Allah. Hanya dengan selalu mengingat Allah, kita akan sadar akan kehidupan dunia yang tidak selamanya abadi. Jadi, dengan hati dan pikiran tenang, maka orang terhindar dari salah satu sumber penyakit yang merusak fisik.

 

E. REFERENSI

Kurniali, Peter C dan Irianti E. 2005. Control Your Mind COntrol Your Health. Jakarta:        Gramedia

Hawari, Dadang. 1997. Doa dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis. Jakarta: PT        Dana Bhakti Primayasa

Subandi. Reposisi Psikologi Islam : Temu Ilmiah Nasional I Psikologi Islam.Yogyakarta.      24 September 2005. Fakultas Psikologi UGM.

www.fiqhislam.com

 

 

Komentar