FEATURED POST

Learning

 




LEARNING

Dosen : Dr. Mustadin Taggala, S.Psi., M.Si

 

KONSENTRASI PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2016

 

 

         Pembahasan dalam bab ini adalah tentang menanggapi sesuatu yang baru, menyimpan informasi baru dan kemampuan untuk mengambil serta menggunakan informasi yang disimpan di kemudian hari. Pembahasan tersebut meliputi : produktivitas, memori, pemecahan masalah, kognisi, dan lain sebagainya. Belajar adalah pokok pembahasan dalam bab ini.

A.      Definisi Belajar

         Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Definisi ini menjelaskan bahwa ada pengumpulan segenap pengetahuan yang diperoleh (akuisisi) dan menyimpan hasil respon tersebut. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu kondisi terjadinya akuisisi respon. Oleh karena itu, individu harus memiliki pengalaman dalam proses pembelajaran. Contoh : Bayi belum memiliki kecakapan berkembang untuk dapat berbicara bahasa ketika orang-orang di lingkungannya (orang dewasa) memulai proses pembelajaran berbicara pada bayi. Apabila tidak terdapat pengalaman interaksi tersebut  maka seorang anak bahkan dalam perkembangannya tidak akan dapat berbicara dalam bahasa tertentu.

B.   Pengondisian Klasik

           Pengkondisian klasik adalah proses di mana suatu individu, belajar untuk merespon dengan cara tertentu dengan merespon stimulus. Stimulus ini sebelumnya adalah stimulus "netral," kemudian menjadi respon karena dipasangkan dengan stimulus lain yang tidak menghasilkan respon. Pandangan tokoh behavioris, pengondisian klasik terjadi berdasarkan pada susunan kejadian dalam waktu yang relatif dekat dari dua stimulus rangsangan (menekankan pada “eksternal”). Sebaliknya, penjelasan tokoh kognitif menekankan "internal" yang menjelaskan bahwa salah satu stimulus (yang awalnya netral) hadir hanya sebagai prediktor terjadinya stimulus-respons.
           Pengkondisian klasik disebut sebagai pengkondisian responden atau pengondisian Pavlov. Istilah "responden" menjelaskan bahwa respon belajar ini muncul karena ketidaksadaran subjek (refleks) bukan dari produksi secara sukarela. Perspektif pengkondisian klasik Ivan Pavlov memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang baru di Rusia. Ahli fisiologi Rusia, Ivan Pavlov (1849-1936) merupakan orang pertama yang menemukan dan menyelidiki pengkondisian klasik secara luas. Pavlov mengabdikan diri melakukan penelitian tersebut selama lebih dari 30 tahun untuk mempelajari “belajar”.
           Paradigma pengondisian klasik. Sebuah stimulus yang awalnya netral dan datang untuk menjadi suatu tanggapan kemudian merespon stimulus tersebut disebut stimulus dikondisikan (disingkat CS). Sebuah stimulus yang menghasilkan respon pada saat pertama kali diujicobakan dan menghasilkan respon yang berlanjut disebut stimulus berkondisi (disingkat US). Respon tanggapan yang muncul oleh US disebut respon berkondisi (disingkat UR). Sehingga respon yang diujicobakan pertama kalli dan berlanjut maka respon tersebut disebut respon terkondisi (CR). Penelitian yang dilakukan oleh Ivan Pavlov menggunakan anjing sebagai subjek penelitian. Ivan Pavlov menemukan bahwa penyajian daging bubuk (US) akan menyebabkan anjing mengeluarkan air liur (UR). Kemudian Ivan Pavlov memasangkan dengan bunyi bel (CS) bersamaan dengan penyajian daging bubuk. Setelah bunyi bel (CS) bersamaan dengan penyajian daging bubuk, anjing mengeluarkan air liur pada suara bel (CR). Ivan Pavlov melakukan uji penelitian kembali dengan pengondisian. Ivan Pavlov menyajikan suara bel pertama dan tetap membunyikan bel tersebut sampai daging bubuk disajikan. Selanjutnya,selalu memberikan suara bel sebelum bubuk daging disajikan. CS dalam situasi ini adalah periode waktu yang konstan. Daging bubuk disajikan setiap lima menit. 
           Terdapat keengganan rasa dalam belajar yang menunjukkan bahwa terjadi kepunahan dalam pengkondisian klasik.  Kepunahan di pengkondisian klasik adalah prosedur dalam menyajikan CS (tanpa US) pada pengulangan percobaan. Kata "kepunahan" juga digunakan untuk mengacu pada hasil tersebut, dimana CR kembali pada keaslian.  (pengkondisian). Penelitian Ivan Pavlov menjelaskan bahwa kepunahan dapat terjadi dan dilakukan berulangkali dengan membunyikan suara bell tanpa menghadirkan daging bubuk untuk anjing. Akhirnya, anjing-anjing berhenti mengeluarkan air liur pada suara bel. Sehingga, CR (air liur) kembali di tingkat pre-conditioning.
           Resistensi terhadap kepunahan adalah salah satu ukuran kekuatan CR. Sehingga diperlakukan sebagai penguatan (suatu peristiwa yang memperkuat atau mempertahankan respon). Resistensi terhadap kepunahan dapat ditingkatkan dengan menggunakan penguatan parsial ketika membangun CR tersebut. Dalam interpretasi ini, penguatan parsial terjadi ketika CS dipasangkan dengan US pada beberapa kali percobaan. Penguatan dijelaskan dalam hal persentase. Misalnya CS dipasangkan dengan US pada setengah uji coba, subjek mengalami 50 persen penguatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa CR diperoleh di bawah kondisi penguatan membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar. Meskipun demikian, kondisi penguatan yang diperoleh akan menjadikan stimulus-respon dalam belajar  lebih bertahan terhadap kepunahan daripada respon yang diberikan secara keseluruhan. Hal ini disebut efek penguatan parsial (PRE).
           Contoh efek penguatan parsial (PRE) dijelaskan sebagai berikut : Dua anjing dilatih untuk membuat respon air liur terhadap suara bel. Anjing pertama dilatih dalam situasi penguatan terus menerus dengan penyajian daging bubuk dan suara bel, Anjing kedua diperdengarkan bel hanya pada beberapa uji coba dan dipasangkan dengan penyajian daging bubuk. CR anjing kedua akan memakan waktu lebih lama untuk memperoleh respon tetapi akhirnya akan lebih bertahan terhadap kepunahan CR daripada anjing pertama. Masa jeda pemberian CS disajikan (sendirian, tanpa ada US), terkadang CR muncul kembali. Ini disebut pemulihan spontan respon. Kekuatan CR tidak akan sama besar seperti itu awalnya, tapi pemulihan parsial CR akan terjadi.
           Manusia memiliki respon juga terhadap terhadap rangsangan yang memiliki sifat fisik dan lebih dari sekedar merespon rangsangan secara fisik yaitu makna. Dengan demikian, manusia dapat merespon dengan cara yang sama terhadap rangsangan. Ketakutan yang intens dan pemikiran irasional yang dialami oleh individu disebut fobia. Fobia adalah ketakutan yang irasional. Sebuah stimulus yang sebelumnya netral (CS) dipasangkan dengan stimulus takut-memproduksi (US) dan CS memanggil atribut masa lalu yang menimbulkan rasa takut. Contoh : Bayangkan melangkah ke lift yang tingginya 20 lantai. Hal ini mungkin mudah untuk memahami bahwa stimulus lift dapat menimbulkan ketakutan irasional. Sebelumnya stimulus adalah netral (lift) kemudian (CS-US) dipasangkan akan menjadikan individu memunculkan ketakutan yang irasional terhadap pengalaman di masa lalu.
 
 
C.   Operant Conditioning
Operant Conditioning adalah proses belajar yang melibatkan atau mengubah respon dengan memanipulasi konsekuensi dari respon. Prinsip yang mendasari adalah hukum efek yang diusulkan oleh E. L. Thorndike 1874--1949) bahwa respon diikuti oleh kepuasan lebih mungkin untuk diulang, sementara tanggapan yang tidak menyenangkan atau menjengkelkan cenderung tidak diulangi. Thorndike menyatakan bahwa hukum efek adalah "otomatis" yaitu, individu tidak harus memahami hubungan antara respon dan hasil untuk terjadi. Operant kadang-kadang disebut pengondisian instrumental atau Pengondisian Skinnerian. Istilah Instrumental digunakan karena respon dianggap membantu atau penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Label "Skinnerian" diberikan kepada karya B. F. Skinner (1904-1990), seorang tokoh ​​dari prinsip-prinsip pengkondisian operan.
Karakteristik pengondisian Operant berkaitan dengan akuisisi dan retensi tanggapan operan serta penghapusan respon yang tidak diinginkan. Pengondisian operan sangat berkaitan erat dengan penguatan. Penguatan adalah setiap peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon dari suatu penyebab yaitu peristiwa. Psikolog membedakan antara penguatan positif dan negatif. Penguatan positif berarti bahwa kehadiran stimulus tertentu memperkuat atau mempertahankan tanggapan. Sedangkan penguatan negatif adalah penghapusan atau tidak adanya stimulus tertentu (biasanya stimulus tidak menyenangkan). Berikut contoh dari kedua penguatan positif dan negatif, tergantung pada keadaan. 
Terjadinya operant conditioning. Akuisisi respon operan terjadi sebagai organisme belajar yang mempelajari hubungan antara respon dan penguatan. Tidak seperti pengkondisian klasik, di mana respon muncul dari subjek karena US. Situasi operan memungkinkan subyek untuk "menemukan" atau menanggapi respon atas serangkaian uji coba. Kunci dalam pengkondisian operan tidak terjadi antara CS dan US tetapi antara respon dan penguatan. Ukuran yang paling umum dari apakah respon operan telah dikondisikan adalah dengan menggunakan catatan kumulatif respon itu. Sebuah catatan kumulatif hanya menunjukkan jumlah yang memuaskan untuk tanggapan dibuat dalam jangka waktu tertentu.
               Suatu jenis peralatan yang digunakan sering dalam penelitian pengkondisian operan disebut operant conditioning (lebih dikenal sebagai kotak Skinner). Untuk mendorong akuisisi respon operan, proses pembentukan karena penguatan. Beberapa kasus untuk mendorong respon pertama sehingga dapat diperkuat dan memulai pembentukan proses. Manusia belajar bahasa sering dibentuk misalnya, pada awalnya anak mungkin mengatakan bahwa bunga itu adalah "cantik" diikuti dengan "caan-tii" dan akhirnya “cantik." 
               Hukuman dapat diklasifikasikan sebagai hukuman positif, di mana respon mengarah ke stimulus yang tidak menyenangkan. Hukuman negatif, di mana respon mengarah ke penghapusan stimulus yang menyenangkan. Perilaku digambarkan dengan  menghindari hukuman apabila individu menganggap respon tersebut sebagai musuh. Jika permusuhan stimulus hadir dan individu memiliki permasalahan dalam kesehatan misalnya memiliki sakit jantung maka penggunaan dengan hukuman yang melibatkan secara fisik harus dihindari. Anak-anak yang nakal yang memiliki permasalahan dengan kesehatan dalam seperti lemah jantung selama pelajaran olahraga meggunakan cara lain sebagai hukuman atas tindakan kenakalan mereka.
               Kepunahan dan Efek Penguatan Partial. Kepunahan di pengkondisian operan dengan mengakhiri penguatan setelah mendapatkan respon.  Kepunahan dicapai hanya dengan mematikan mekanisme pengumpan sehingga tidak akan menyebabkan pengulangan perilaku. Empat variabel muncul paling penting dalam menentukan jadwal dasar penguatan.   
               (1) Jadwal penguatan tetap, jadwal tidak pernah berubah, 
               (2) Jadwal mungkin berubah, meskipun hanya kadangkala (rata-rata pemberian 
                    penguatan), 
               (3) Jadwal rasio, yang didasarkan pada jumlah tanggapan atau respon dibuat, 
               (4) Jadwal interval yang didasarkan pada waktu tertentu.
               
 
 
               Menggabungkan variabel-variabel ini menghasilkan empat format jadwal dasar, sebagai berikut : Efek dari penguatan parsial telah diselidiki dengan mengatur menurut beberapa prinsip. Penguatan adalah bergantung pada subjek yang membuat sejumlah tanggapan atau respon. Jumlah ini tetap konstan sepanjang prosedur dalam pemberian penguatan. Penguatan adalah pemberian penguatan kemudian direspon dan dibuat di akhir  interval waktu yang ditentukan. Interval waktu ini tidak pernah bervariasi. Penguatan adalah bergantung pada respon subjek. Penguatan adalah bergantung pada respon subjek diakhir periode waktu, biasanya secara acak. 
               Anak-anak dapat mengenali ekspresi wajah, postur tertentu, dan gerakan tertentu pada penguatan yang diberikan oleh individu (orang dewasa). Dalam situasi operan, psikolog kadang-kadang merujuk pada respon generalisasi sebagai telah terjadi. Psikolog melakukan ini karena tidak ada respon khusus yang diperlukan untuk melakukan penguatan (operant conditioning). Jika subjek belajar untuk melakukan tugas menggunakan salah satu respon tertentu tapi kemudian respon tersebut dihentikan maka pengulangan perilaku tidak terjadi kembali melainkan apabila diberikan penguatan bentuk yang lain sehingga bisa mengambarkan respon baru bagi pembentukan perilaku. Modifikasi perilaku dapat dipergunakan, penekanannya bukan pada pemahaman penyebab gejala perilaku tetapi pada menciptakan tanggapan yang diterima secara sosial.
D. Belajar (Sosial Kognitif)
               Belajar kognitif adalah perolehan informasi atau keterampilan dengan menggunakan proses mental. Psikolog berpandangan bahwa gaya belajar sebagai pembelajaran sosial kognitif. Harus diakui bahwa pengamatan perilaku atau dapat terjadi melalui cara simbolik seperti membaca. Tanggapan dilakukan oleh pelajar sebagai proses akuisisi adalah dari menonton, mendengarkan, membaca, atau cara yang relatif pasif lain daripada dari tindakan stimulus, dalam pengkondisian klasik atau dari efek penguatan seperti pada situasi operan. Sebagian besar penelitian telah dilakukan pada manusia. Secara umum, apa yang tampaknya dipelajari adalah representasi abstrak (skema) dari perilaku yang diamati.
 
               Kombinasi dari pola yang diamati pada beberapa situasi yang berbeda, yang mengarah ke gaya pribadi perilaku berbeda- beda dan hal tersebut sesuai dengan model yang diamti dalam kehidupan. Ini biasanya disebut pembelajaran sebagai observasional. Penyebutan lain untuk aktivitas kognitif adalah sebagai berikut : model, belajar dengan meniru, dan pembelajaran sosial. Sejumlah pertimbangan mempengaruhi hasil. Dua pertimbangan tentang penguatan tampaknya relevan dengan pemahaman pembelajaran kognitif. Pertama, penguatan eksternal muncul untuk memfasilitasi kognitif belajar, tapi respon masuk ke pola perilaku karena telah diamati, bukan karena telah diperkuat. Kedua, banyak kontribusi intrinsik (atau internal) penguatan yaitu reaksi batin yang terkait dengan melakukan respon. Sementara penekanan di sini adalah pada pembelajaran melalui observasi, penguatan bisa dilihat untuk mempengaruhi perilaku.
               Skema (atau harapan) yang mengembangkan meliputi pola merespon dan pengetahuan tentang apa konsekuensi dari membuat respon. Penguatan perwakilan tampaknya cukup membantu dalam banyak situasi untuk belajar. Belajar simbolik yaitu belajar kognitif tergantung pada representasi verbal perilaku dari pengamatan perilaku aktual. Lebih dari karakteristik lain, kemampuan ini membedakan manusia dari spesies lain dan membuat rentang manusia perilaku yang sangat luas. Belajar simbolis sangat mengurangi waktu dan upaya yang diperlukan untuk belajar banyak perilaku.
               Media televisi telah memungkinkan bagi kebanyakan orang untuk mengamati perilaku orang-orang. Dengan demikian, skema dapat berkembang yang didasarkan pada kualitas yang menerima perhatian melalui konfirmasi status di media. Misalnya, beberapa tahun terakhir telah ditandai oleh peningkatanperilaku tato dan tindik badan dikarenakan banyak orang yang menirukan perilaku dari tokoh hiburan dan tokoh olahraga oleh pemberitaan media. Manfaat pengamatan, beberapa respon atau tanggapan yang terbaik belajar melalui pembelajaran observasional. Pembelajaran membentuk suatu respon operan dapat menempatkan pelajar, guru, atau orang lain bahkan orang yang memiliki perilaku berbahaya sekalipun.Contoh : belajar untuk menembak pistol atau senapan dapat dicapai dengan menggunakan pengkondisian klasik atau teknik operant. Namun, teknik tersebut mungkin berubah menjadi sangat berbahaya. Pada pengondisian klasik,tanggapan yang yang berorientasi seorang pembelajar mungkin mengakibatkan penembakan yang tidak disengaja dalam menggunakan senjata. Sedangkan pada pengkondisian operan, pembentukan trial-error berupa respons yang tepat mungkin memakan waktu dan menimbulkan ketidakamanan. Sebaliknya penggunaan yang aman dari senjata dapat diamati dan dimodelkan dengan hal yang relatif aman.
               Proses komputer sering digambarkan sebagai input-proses-output. Bagaimana psikolog melihat proses yang sama dalam belajar  dan apa istilah yang digunakan oleh para psikolog?. Psikolog dasarnya mengadopsi persis proses yang sama untuk menjelaskan teori pembelajaran. Akuisisi pembelajaran mengacu pada perubahan yang relatif permanen dalam perilaku. Penyimpanan dan pengambilan informasi dari akuisisi pembelajaran disimpan dalam memori. Apakah pertumbuhan fisik anak dan perkembangan menjamin pembelajaran yang akan berlangsung? Kondisi saat ini mengenai tumbuh kembang anak dapat mencegah anak dari kesiapan anak secara fisik dan perkembangan dalam penerimaan proses pembelajaran. Pertanyaan lain tentang tumbuh kembang anak adalah : apakah semua proses belajar anak itu sama? Beberapa karakteristik dari semua proses belajar yang sama. Misalnya, pengalaman selalu diperlukan dalam belajar dan semua proses pembelajaran menghasilkan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku.
               Respon belajar dari pembelajar mungkin berbeda satu sama lain. Psikolog mempelajari proses-proses belajar seperti : pengkondisian klasik, pengkondisian operan, dan pembelajaran kognitif adalah upaya untuk memahami berbagai jenis situasi akuisisi informasi dalam belajar. Akuisisi respon dalam pengkondisian klasik sering digambarkan sebagai paksa bahwa hal tersebut sangat dikendalikan oleh pemberian pasangan stimulus dengan merubah stimulus netral menjadi stimulus terkondisi. Kedua rangsangan diberikan pada subjek dan "memaksa" respon terjadi. Akibatnya, subjek tidak memiliki pilihan dengan respon yang akan dibuat. Penjelasan ini menekankan bahwa kedua rangsangan tidak dikendalikan oleh subjek. Interpretasi dari pengkondisian klasik menekankan adanya keterhubungan yang dirasakan salah satu stimulus (yaitu stimulus netral) datang untuk memprediksi terjadinya suatu respon setelah diberikan stimulus kedua.
               Pendekatan selanjutnya adalah penjelasan tentang pembelajaran kognitif. Banyak psikolog percaya bahwa pendekatan behavioris dan pendekatan kognitif memiliki penjelaskan tentang pengkondisian klasik. Pengkondisian klasik juga telah disebut pengkondisian responden dan pengondisian Pavlov. Pengkondisian klasik juga disebut pengondisian Pavlov. Hal ini untuk menghormati Ivan Pavlov, Seorang tokoh fisiologi Rusia yang pertama kali mengeksplorasi banyak prinsip-prinsipnya. Studinya bersangkutan dengan penelitian tentang respon anjing. Suatu hari, Kyle usia tiga tahun sedang bermain di ayunan dan tiba - tiba kelinci muncul keluar dari semak-semak dan mengejutkan Kyle. Kyle akhirnya tergelincir dari ayunan, jatuh di kotak pasir dan lengannya sakit. Kyle menangis merasakan sakit pada lengannya. Kemudian, setelah menenangkan diri dan membalut lukanya yang terasa sakit akhirnya Kyle kembali ke halaman belakang. Kyle berdiri di atas rumput dan terihat kelinci lain melompat lompat. Kini Kyle mulai menangis. 
               Pembahasan kasus Kyle tersebut mengidentifikasi US, UR, CS, dan CR dalam situasi ini. US adalah rasa sakit. Inilah respon yang menghasilkan UR yaitu menangis. CS adalah kemunculan kelinci dihadapan Kyle. Kemunculan kelinci awalnya adalah stimulus netral, namun, Kelinci hadir dan dipasangkan dengan rasa sakit sehingga CR yang diproduksi adalah menangis saat melihat wujud kelinci. Saat presentasi di dalam kelas, Profesor Puffit menggambarkan pengkondisian klasik. Mengamati kecepatan respon menangis Kyle cara menghentikannya adalah dengan cara mengukur kekuatan CR. Secara umum, diasumsikan bahwa kekuatan CR diungkapkan oleh jumlah waktu atau jumlah percobaan yang diperlukan untuk menghentikan respon. 
               Seekor laba-laba (CS) mungkin dipasangkan dengan stimulus takut sehingga menghasilkan ketakutan yang kuat (US) satu kali atau lebih dalam sehingga menjadikan ketakutan luar biasa bagi Fran. Ketakutan Fran (fobia) diakibatkan stimulus netral yang diberikan penguatan stimulus pasangan. Operant conditioning juga telah disebut pengkondisian instrumental dan pengondisian Skinnerian. Pengondisian Skinnerian memprediksikan bahwa respon sangat membantu dalam mencapai tujuan. Respon individu  bereaksi terhadap rangsangan dari lingkungan. Operant conditioning disebut pengondisian Skinnerian karena pengaruh dari B. F. Skinner, seorang  psikolog Amerika yang mengembangkan teori dan teknik yang sangat mengembangkan pengetahuan tentang pengkondisian operan. Hubungan antara respon dan penguat menunjukkan bahwa respon sangat dipengaruhi oleh penguatan. Prinsip penguatan dalam hukum efek mengungkapkan bahwa ketika respon menyebabkan penguat perilaku maka hal tersebut dapat membuat perilaku cenderung berulang dilakukan oleh individu ketika individu merasakan kepuasaan dan sebaliknya perilaku yang tidak menyenangkan bagi individu maka respon yang diberikan individu menjadi menghilang. Prinsip hukum efek ini ditetapkan oleh E. L. Thorndike pada awal dalam pengembangan psikologi pembelajaran. 
               Penguatan negatif terjadi ketika respon mengarah pada penghapusan atau penghentian terhadap suatu rangsangan yang diberikan kepada individu. Yaitu, sesuatu yang tidak menyenangkan atau berbahaya dijadikan sebagai penguatan dalam operan. Sebaliknya, hukuman terjadi dalam situasi dan respon individu mengarah pada stimulus yang tidak menyenangkan hal ini penting untuk memahami bahwa hukuman tidak penguatan negatif. Contoh, orangtua menggunakan "time out" sebagai cara untuk mengubah perilaku anak-anak mereka. Prosedur "time out" dalam menerapkan kondisi hukuman adalah hukuman negatif dianggap bahwa stimulus yang menyenangkan seperti bermain atau menonton televisi dijadikan sebagai hal yang tidak menyenangkan bagi anak. Berbeda dari hukuman positif yang mengarah pada perilaku seperti memukul, mencubit dan lain sebagainya.

Dalam pengkondisian klasik, percobaan akan timbulnya US terjadi CS. Modifikasi perilaku disebut sebagai terapi perilaku. Penggunaan pengkondisian operan untuk membantu menciptakan perilaku yang dapat diterima secara sosial. Pada pengkondisian klasik, prosedur akuisisi dengan stimulus netral dipasangkan dengan rangsangan yang dapat memunculkan perilaku yang baru. Hal ini disebut sebagai pengondisian Pavlov. Selanjutnya,
pada pembelajaran kognitif. Perolehan informasi atau keterampilan adalah dengan menggunakan proses mental. Sedangkan pada pengkondisian operan, situasi tentang penguatan tidak disampaikan kecuali respon tertentu telah dibuat dan diulang sebagai bentuk penguatan perilaku.

 

Komentar