FEATURED POST

Self esteem

 



Self Esteem merupakan perasaan seseorang mengenai dirinya sendiri bahwa dirinya bernilai, memiliki manfaat bagi lingkungan serta mampu melakukan hal dengan baik atau menjadi percaya terhadap dirinya sendiri. Harga diri sendiri digambarkan sebagai keinginan individu untuk memperoleh pencapaian keberhasilan, kemampuan serta kemampuan berkuasa serta membawa pengaruh positif bagi lingkungannya maupun dirinya sendiri. Harga diri bagi seorang individu merupakan kemampuan yang ada pada dirinya secara nyata bukan dari bagaimana cara orang lain memandang atau membuat opini (Feist & Feist, 2014). 


Burns(1993) mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki penilaian diri yang tinggi dan perasaan harga diri yang tinggi umumnya menerima keadaan diri mereka sendiri. Mereka yang menilai negatif terhadap dirinya sendiri memiliki perasaan harga diri yang rendah, penghargaan diri yang rendah ataupun penerimaan diri yang rendah.


Coopersmith (1967) menggolongkan self esteem menjadi tiga tingkatan :

a. Self esteem tinggi

Individu yang memiliki self esteem tinggi merasa puas dengan karakter serta kemampuan diri yang dimiliki. Adanya penerimaan dan penghargaan positif dari lingkungan akan memberikan rasa aman dalam menyesuaikan diri atau bereaksi terhadap stimulus dari lingkungan sosial. Individu percaya pada persepsi orang lain. Pendekatan individu terhadap orang lain menunjukan harapan yang positif.

Individu mampu memanfaatkan kritikan dari lingkungan sebagai bahan untuk evaluasi diri, memandang diri sebagai seseorang yang bernilai, penting dan berharga; individu memiliki tujuan yang tinggi, memiliki banyak harapan yang berusaha direalisasikan dari lingkungan sosialnya; menjadi individu yang aktif dan berhasil; mudah menjalin persahabatn; aktif dalam mengekspresikan pendapat dan tidak berpuas diri hanya sebagai pendengar. Individu dengan self esteem yang tinggi lebih asertif, tegas, mandiri dan kreatif. Individu tersebut juga kurang menerima definisi sosial mengenai realita, kecuali mereka menyampaikan dengan pengamatan mereka sendiri, dimana lebih fleksibel serta imaginatif, dan mampu untuk menemukan solusi orisinil terhadap suatu permasalahan.

b. Self esteem sedang

Individu yang memiliki self esteem sedang pada dasarnya memiliki kesamaan dengan individu yang memiliki self esteem tinggi dalam hal penerimaan diri. Individu pada level ini cenderung optimis, ekspresif dan mampu menangani kritik, tetapi tergantung pada penerimaan sosial untuk menghilangkan ketidakpastian yang mereka rasakan dalam penilaian pribadi (personal worth). Oleh karena itu, individu tampak lebih aktif dibandingkan individu yang memiliki self esteem tinggi dalam mencari pengalaman sosial yang akan meningkatkan penerimaan diri pada lingkungan sosialnya.

c. Self esteem rendah

Individu yang memiliki self esteem rendah merupakan individu yang tidak mempunyai kepercayaan diri dan tidak mampu menilai kemampuan dan bakat lain yang ada di dalam dirinya. Adanya penghargaan diri yang buruk ini membuat individu tidak mampu mengekspresikan diri dalam lingkungan sosialnya. Kondisi ini mempengaruhi penyesuaian diri individu yang cenderung pesimis, perasaannya dikendalikan oleh pendapat orang lain, merasa tidak mampu dalam menghadapi suatu tantangan yang menuntut pengekspresian diri sehingga individu cenderung dependen, pasif dan tidak mampu berpartisipasi dengan baik di lingkungannya.


Coopersmith (1967) menyebutkan terdapat empat aspek dalam self esteem individu yaitu terdiri dari :

a. Kekuatan (power)

Kekuatan atau power menunjukan pada adanya kemampuan seseorang untuk  dapat  mengatur  dan  mengontrol  tingkah  laku  dan  mendapat pengakuan atas tingkah laku tersebut dari orang lain. Kekuatan dinyatakan dengan pengakuan dan penghormatan yang diterima seorang  individu dari orang lain dan adanya kualitas atas pendapat yang diutarakan oleh seorang individu yang nantinya diakui oleh orang lain.

b. Keberartian (significance)

Keberartian  atau  significance  menunjukan adanya kepedulian,  perhatian, afeksi dan ekspresi cinta yang di terima oleh seseorang dari orang lain yang  menunjukkan  adanya  penerimaan  dan  popularitas individu  dari  lingkungan sosialnya. Penerimaan dari lingkungan ditandai dengan adanya kehangatan, respon yang baik dari lingkungan dan adanya ketertarikan lingkungan terhadap individu dan   lingkungan   menyukai  individu sesuai dengan keadaan diri yang sebenarnya.  

c. Kebajikan (virtue)

Kebajikan atau virtue menunjukan suatu ketaatan untuk  mengikuti  standar  moral  dan  etika  serta  agama  dimana  individu akan  menjauhi  tingkah laku yang harus di hindari dan melakukan tingkah laku yang di izinkan  oleh  moral,  etika  dan  agama.  

d. Kemampuan (competence)

Kemampuan atau competence menunjukan  suatu  performasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai prestasi (need of achievement) dimana level dan tugas-tugas tersebut tergantung pada variasi  usia  seseorang. Self esteem pada masa  remaja  meningkat menjadi  lebih tinggi bila remaja tahu apa tugas-tugas yang  penting untuk mencapai tujuannya. 


Sumber referensi :



Burns, R.B. 1993 Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan dan. Prilaku). Jakarta : Arcan


Coopersmith, s. (1967). The antecedents of self-esteem. san francisco : freeman and company


Feist, J., & Feist, G. J. (2014). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.


Komentar