FEATURED POST

Bonding Orangtua dan Anak, Seberapa Penting ?

 



Bonding Orangtua dan Anak, Seberapa Penting ?


Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang seberapa pentingkah bonding orangtua dan anak...

Hmmm kita baca dulu yuk menurut beberapa tokoh penjelasan berikut ini :

Menurut penjabaran Klause dan Kennel dalam Sembiring (2017) menyatakan bahwa yang dimaksut dengan bonding adalah 


“Interaksi orangtua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir” Nah, menurut tokoh ini bonding  itu adanya interaksi setelah dedek bayi lahir.. Adanya kedekatan baik secara lahiriah maupun batiniah..


Dalam hal ini contohnya bisa dengan IMD atau Inisiasi Menyusui Dini.. Selain itu, adzan yang dikumandangkan pertama kali di telinga dedek bayi setelah lahir.. Terus metode kangguru nih..adek bayi bisa skin to skin baik pada Ibu maupun Ayahnya..


Selanjutnya Menurut Triani Yuliastanti (2013) bahwa terdapat hal – hal yang dapat mempengaruhi proses bonding attachment yaitu:


1) Kesehatan emosional orang tua

Orang tua yang mengharapkan kehadiran sang anak memiliki respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak 

mengharapkan kehadiran sang anak. Tentunya respon emosi yang positif akan 

membantu tercapainya proses bonding.

Contohnya seperti apa ? Bangun eye contact dengan anak.. Menatap mata si kecil dan hadirkan emosi positif dengan cara kita memberikan emosi positif melalui energi positif seperti senyuman, tertawa, mengajak ngobrol, membacakan doa doa..


2) Tingkat kemampuan komunikasi dan keterampilan untuk merawat  anak. Semakin terampil orang tua dalam merawat anak maka akan semakin mudah pula bonding attachment terwujud.

Contohnya keterampilan apa yaa? Yaaa seperti cara mengajak anak mandi pagi hari, cara menyuapi anak supaya mau makan, cara memakaikan baju ganti setelah mandi seperti bagaimana anak memilih baju yang disukai, saat anak jatuh dan terluka, saat anak sakit dan lain sebagainya..


3) Dukungan sosial

Dukungan sosial dari orang – orang terdekat seperti keluarga, pasangan atau teman akan memberikan dorongan positif kepada ibu 

untuk untuk memberikan kasih sayang kepada anaknya.

Waaaah.. Untuk yang sudah berumah tangga penting sekali menjalin komunikasi aktif dengan pak suami loooh ibu ibuuu.. Dukungan suami apalagi ketika ibu kelelahan dan suami siap siaga membantu sangat besar pengaruhnya untuk membangkitkan semangat dan mood ibu dalam pengasuhan.


4) Kedekatan orang tua dengan anak Program inisiasi menyusui dini akan membentuk kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin dan menjadikan ikatan batin terwujud diantara keduanya.


5) Kesesuaian antara orang tua dan anak

Anak akan lebih mudah diterima oleh keluarganya apabila anak terlahir dalam keadaan sehat dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.


Selanjutnya menurut Penney Upton (2012) bahwa tentang klasifikasi kelekatan anak 

dengan figur lekat atau (dalam hal ini contoh dengan ibunya) yang didasari pada perilaku anak selama berpisah dan bertemu kembali dengan figur lekatnya yaitu:


1. Anak-anak dengan kelekatan kuat, menggunakan ibu mereka sebagai basis aman bagi mereka untuk menjelajah lingkungan baru. Adanya orang asing menghambat penjelajahan anak, menyebabkan anak mencari sang ibu. Anak akan cemas dengan kepergian ibunya dan berusaha membuat ibu kembali dengan perilaku menangis atau mencari. 


2. Anak-anak dengan kelekatan tidak kuat-menghindar, hanya menunjukkan sedikit kepedulian atas kepergian ibunya dan dalam menyambut ibunya ketika bertemu kembali, mereka secara aktif menghindari interaksi dan mengabaikan ajakan-ajakan ibu untuk berinteraksi.


3. Anak-anak dengan kelekatan tidak kuat-resisten, cemas dengan kepergian ibunya dan berperilaku secara ambivalen ketika bertemu kembali, berusaha melakukan kontak dan berinteraksi namun sekaligus menolak dengan marah ketika diajak berinteraksi.


4. Anak-anak dengan kelekatan tidak kuat-kacau, menunjukkan pola-pola perilaku yang bertentangan dan dampaknya merasa bingung atau takut untuk mendekati orangtuanya. Perilaku ini berkaitan dengan anak-anak yang mengalami penganiayaan atau memiliki ibu yang mengalami kecemasan berat.


Demikian sedikit gambaran tentang bonding orangtua dan anak..maka sangat penting yaa sahabat psikologi kampus.. Bagaimana menurut pemahamanmu setelah membaca artikel ini ?


Hmmm lanjut nih yaa..

Seperti ini nih.. Contoh bonding sederhana yaa bisa dilakukan khususnya bagi para ayah.. Kan kalau sama ibuu mah sudah biasa Hoho


Yuk intip intip kegiatan apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan bonding ayah dan anak batita


1. Bermain di sawah.. Hmmm nyeblok nyeblok di sawah seru jugaaa.. Gratis dan penuh sensasi tentunya yaaa.. Di sini lebih ke kelekatan ayah dan anak.. Jadi, ceritanya ayah kan kerjanya shift setiap jeda di waktu luangnya meskipun terasa capek dan mengantuk tetap meluangkan waktu bermain dengan anaknya.. Nih, bermain di sawah.. Dilihatnya kakinya kotor gitu yaa banyak tanah tapi merangsang segalanya dari segi kognitif nya tentang apapun yang dilihat dan pengalaman secara langsung belajar di sawah dan berbaur dengan alam, secara motorik pastinya juga lari lari dan jalan di sawah.. Dan ini ceritanya mencari ikan kecil kecil latian berhitung.. Di sini anak kami masih berusia tiga tahun pas banget.. Berpetualang sangat menyenangkan baginya.







2. Mengajak bicara dengan menatap mata anak dan beragam ekspresi wajah



3. Merangkai dan menyusun


4. Menggendong anak




5. Mengajak anak quality time bermain di wahana permainan, selain mendekatkan orangtua dan anak juga memberikan kesempatan anak untuk mengeksplor diri, keberanian, keingintahuan dan cara penyelesaian misal dengan permainan ini nih :




6. Tak kalah seru lainnya mengajak anak lebih dekat dengan alam seperti berikut ini, ketika itu di Pantai Drini, Yogyakarta :




7. Anak bisa diajak bershalawat bersama meskipun hanya dengan handphone :






Sumber Referensi :


Sembiring, Juliana. (2017). Asuhan Neonates, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah Yogyakarta: Budi Utama


Upton, Penney.(2012).  Psikologi Perkembangan Jakarta: Erlangga


Yuliastanti, Triani. (2013) ‘Keberhasilan Bonding Attachment’, Kebidanan, V.No 2

Komentar