FEATURED POST

PERAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA DOSEN SEBAGAI TENAGA PENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI

 



PERAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA DOSEN SEBAGAI TENAGA PENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI

 

Intisari

   Karya ilmiah ini bertujuan untuk mampu berkontibusi terhadap kemajuan dan peningkatan organisasi perguruan tinggi dikarenakan pentingnya dosen selaku tenaga pengajar di perguruan tinggi. Karya ilmiah ini membahas tentang peranan dari budaya organisasi terhadap organizational citizenship behavior pada dosen. Di Perguruan tinggi, posisi dosen sangat memegang peranan penting dan sangat terlibat dalam organisasi dosen tersebut bekerja. Di perguruan tinggi, dosen memiliki tuntutan untuk lebih profesional, inovatif, aktif dan dianggap mampu mengarahkan berbagai permasalahan yang berkembang di masyarakat. Dosen tidak hanya harus mampu rutin mengajar namun juga mampu melakukan pengabdian sesuai tri darma perguruan tinggi. Dengan kesukarelaan mengembangkan dan memajukan perguruan tinggi sangat diharapkan pada dosen untuk menunjang kualitas kinerja dosen dan mendukung keberfungsian organisasi di perguruan tinggi. Posisi dosen yang demikian diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan menjadi daya dorong untuk memiliki kualitas lulusan di perguruan tinggi.

Kata kunci : Budaya Organisasi, Organizational Citizenship Behavior

 Baca juga : Menulis juga merupakan terapi


Abstract

               This scientific work aims to be able to berkontibusi progress and improvement of higher education organizations due to the importance of lecturers as teaching staff in college. This scientific work discusses the role of organizational culture to organizational citizenship behavior in lecturers. In college, the position of lecturer is very important and very involved in the organization of the lecturer work. In college, lecturers have demands to be more professional, innovative, active and deemed able to direct the various problems that developed in the community. Lecturers not only have to be able to teach regularly but also able to do the service according to the tri darma of higher education. With the willingness to develop and promote the college is expected to lecturers to support the quality of lecturer performance and support organizational functionality in universities.

 

Keywords: Organizational Culture, Organizational Citizenship Behavior

 

A.           Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi dapat dikatakan sebagai hal yang di dapatkan oleh individu ketika telah mendapatkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan bahkan Madrasah Aliyah. Keberhasilan belajar mahasiswa di perguruan tinggi juga didukung oleh tenaga pengajar yang memiliki kepribadian yang baik serta loyal terhadap organisasi perguruan tinggi. Hal tersebut menurut Amperawan, Susi dan Marzolina (2016) adanya dosen sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi perguruan tinggi. Melihat bahwa dosen berperan dalam pengembangan sumber pengetahuan melalui penelitian dan kajian riset-riset terbaru, keterampilan yang memadai serta keahlian yang terintegrasi merupakan sumber daya yang memang harus dikelola serta dikembangkan secara terus menerus.

Penelitian sebelumnya tentang kinerja dosen yang masih rendah seperti penelitian Ilyassin (2010) bahwa dosen masih belum terampil berkomunikasi dengan unsur pimpinan, masih mengalami kesenjangan komunikasi antara pimpinan organisasi dengan dosen bahkan dengan pegawal lainnya. Selain itu, penelitian Ilyassin juga menemukan bahwa belum terdapat kesamaan visi dalam mencapai tujuan pengembangan organisasi yaitu perguruan tinggi dan masih belum memiliki inisiatif serta kreativitas dalam mengerjakan tugasnya sebagai tenaga pengajar yaitu sebagai dosen.  

Dosen sebagai sumber daya manusia di bidang pendidikan dan perguruan tinggi dituntut pencapaian yang tidak hanya mencapai standar silabus pengajaran di kelas pekuliahan namun juga diharapkan memiliki kemampuan dan unggul sebagai role model bagi mahasiswa, karyawan, masyarakat maupun pengguna jasa sumber daya perguruan tinggi. Bahkan penelitian yang dilakukan ini menemukan bahwa masih banyak dosen yang kurang memiliki keterampilan dalam mengajar, hanya memenuhi target pengajaran sesuai silabus, para mahasiswa dan mahasiswi mengeluhkan tidak mendapatkan tanggapan yang memuaskan karena tidak sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan proses pengajaran, sikap dosen yang cenderung pasif dan lain sebagainya (Amperawan, Susi dan Marzolina, 2016).

Berdasarkan peran dan pentingnya dosen sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi maka dosen yang memiliki tugas dan fungsi sesuai dengan profesinya di dunia pendidikan apabila menjalankannya dengan baik bahkan mampu mengembangkan inovasi dan kreativitasnya maka akan mendorong kemajuan organisasinya yaitu perguruan tinggi. Perilaku-perilaku tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku kewarganegaraan dalam organisasi atau Organizational Citzenship Behavior. Menurut Hosseini, et.al (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa Organizational Citzenship Behavior memiliki hubungan positif terhadap peningkatan kualitas layanan karyawan (dalam hal ini dosen sebagai bagian dalam organisasi perguruan tinggi) terhadap efetivitas kemajuan organisasi.

McKenzie & Podsakoff (dalam Suyono dan Sinto Sunaryo,2015) mengatakan bahwa Organizational Citzenship Behavior dapat mempengaruhi jalannya keefektifan suatu organisasi karena beberapa hal yaitu : Organizational Citzenship Behavior membantu meningkatkan produktivitas individu dalam bekerja, membantu meningkatkan produktivitas manajerial, membantu mengefisienkan penggunaan sumberdaya manusia dalam suatu organisasi, meningkatkan kesejahteraan pemeliharaan karyawan (dosen) sebagai sumber daya dalam organisasi,  dapat dijadikan sebagai dasar yang efektif untuk menjalin komunikasi yang lebih baik dalam interaksi maupun jalannya koordinasi antara anggota-anggota tim atau kelompok-kelompok di lingkungan kerja, meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan sumber daya manusia dalam organisasi karena memberikan kesan menyenangkan dalam bekerja,  meningkatkan stabilitas kinerja anggota – anggota dalam organisasi dan dapat meningkatkan kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi.

Berdasarkan hal tersebut pada penelitian sebelumnya budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap munculnya Organizational Citzenship Behavior. Hardaningtyas (2004) menemukan bahwa kebersamaan para anggota dalam organisasi atau yang disebut sebagai budaya dalam organisasi dengan berperilaku sama untuk pencapaian tujuan bersama anggota organisasi dapat menumbuhkan Organizational Citzenship Behavior di kalangan dosen perguruan tinggi sebagai anggota organisasi.

Oleh karena hal tersebut maka penting untuk menerapkan Organizational Citzenship Behavior bagi Borman dan Motowidlo (dalam Sumiyarsih, 2012) karena dapat meningkatkan kinerja organisasi.  Hal itu sesuai dengan yang dungkapkan oleh Moorhead & Giriffin (2013) bahwa Organizational Citizenship Behavior mengacu kepada perilaku seseorang individu yang memberikan dampak positif kepada kemajuan dan perkembangan organisasinya.

Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya sangat besar kaitannya antara budaya organisasi mempengaruhi berkembangnya Organizational Citizenship Behavior pada Dosen. Berdasarkan hal tersebut maka  penulis sangat tertarik membahas tentang “Peran Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior  Pada Dosen Sebagai Tenaga Pengajar di Perguruan Tinggi”.

                    

B.            Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Peran Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior  Pada Dosen Sebagai Tenaga Pengajar di Perguruan Tinggi.

 

C.           Manfaat

Karya ilmiah ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada perkembangan Ilmu Psikologi Pendidikan, Ilmu Kependidikan dan ilmu terkait tentang Peran Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior  Pada Dosen Sebagai Tenaga Pengajar di Perguruan Tinggi. Hal ini dapat menjadi peluang penelitian pendukung tentang fenomena Organizational Citizenship Behavior  Pada Dosen Sebagai Tenaga Pengajar di Perguruan Tinggi. Selain itu, dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

 

D.           Kajian Teori

1.      Budaya Organisasi

Menurut Kast (dalam Robins, 2005) memberikan definisi budaya organisasi sebagai sistem nilai dan kepercayaan yang dianut bersama yang berinteraksi dengan orang-orang suatu perusahaan, strukur organisasi dan sistem pengawasan untuk menghasilkan norma-norma perilaku.

Menurut Robbins (2003) dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi.

a.       Inovasi dan keberanian mengambil risiko (innovation and risk taking), yaitu sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko dalam pelaksanaan pekerjaan.

b.      Perhatian pada hal-hal rinci (attention to detail), yaitu sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detail.

c.       Orientasi hasil (outcome orientation), yaitu sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

d.      Orientasi orang (people orientation). Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.

e.       Orientasi tim (team orientation), yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.

f.       Keagresifan (aggresiveness), yaitu sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.

g.      Stabilitas (stability), yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.


2.      Organizational Citizenship Behavior  

            Moorhead dan Griffin (2013) mengatakan bahwa Organizational Citizenship Behavior mengacu kepada perilaku seseorang individu yang memberikan dampak positif kepada organisasinya. Menurut Ueda (2010) menemukan  bahwa dalam penelitiannya keterlibatan anggota organisasi sebagai individu serta komitmennya terhadap Organizational Citzenship Behavior akan mempengaruhi secara kolektif anggota lainnya untuk berperilaku sama yaitu Organizational Citzenship Behavior. Kolektivisme atau kebersamaan inilah yang dapat membantu organisasi untuk maju dan berkembang. Sebaliknya apabila para anggota organisasi sebagai individu tidak memiliki atau minimnya berperilaku Organizational Citzenship Behavior akan membuat kemajuan perusahaan menjadi terhambat bahkan menurunkan kualitas pelayanan karyawan dan tanggungjawab karyawan terhadap kemajuan perusahaan sebagai suatu organisasi.

             Dimensi Organizational Citizenship Behavior menurut Organ, Podsakof, dan Mackenzie (dalam Kusumajati, 2014) adalah altruism, conscientiousness, sportsmanship, courtesy, civic virtue. Berikut penjelasan dari dimensi Organizational Citizenship Behavior, yaitu :  

a.     Altruism merupakan perilaku anggota organisasi sebagai individu dalam menolong rekan kerja atau orang – orang di lingkungan organisasi mengalami kesulitan atau permasalahan di lingkup organisasi. Individu dalam melakukan pekerjaanya mementingkan orang lain untuk membantu orang lain menghadapi kesulitan yang dialami dan hal tersebut di luar tanggung jawab individu tersebut.

b.     Conscientiousness merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu dalam organisasinya melebihi harapan perusahaan tempat individu bekerja. Seperti : menggunakan waktu dengan efektif, bersikap sukarela yang bukan merupakan job description pekerjaan.

c.    Sportsmanship adalah perilaku memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan keberatan–keberatan. Individu sebagai anggota organisasi akan lebih sopan dan mampu menjalin kerjasama dengan rekan lain sehingga akan menciptakan lingkungan yang lebih menyenangkan.

d.   Courtesy adalah menjaga hubungan baik dalam organisasi sehingga menciptakan hubungan sosial secara interpersonal. Individu menurut dimensi ini merupakan pribadi yang mampu menghargai dan memerhatikan orang lain.

e.    Civic virtue merupakan perilaku bertanggung jawab dalam lingkungan organisasi, mampu mengambil inisiatif dalam melakukan suatu pekerjaan dan dimensi ini mengarahkan individu pada tanggung jawab yang diberikan organisasi kepada seorang untuk meningkatkan kualitas bidang pekerjaan yang ditekuni.

 

E.            Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa Peran Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Dosen Sebagai Tenaga Pengajar di Perguruan Tinggi sangat penting untuk dikaji karena terjadi di dunia kependidikan dan terdapat di perguruan tinggi sehingga dalam hal ini menjadikan karya ilmiah ini penting untuk dikaji dan dilanjutkan sebagai suatu penelitian yang bekontribusi dalam dunia pendidikan khususnya karena memiliki dampak terhadap perkembangan kependidikan dan kemajuan organisasi perguruan tinggi sebagai pencetak lulusan putra putri terbaik bangsa. Dapat dipahami berdasarkan literatur bahwa budaya organisasi yang mengedepankan persamaan visi dan mengarah pada tujuan bersama dapat menumbuhkan Organizational Citizenship Behavior Pada Dosen sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi sehingga peningkatan kualitas sumber daya di perguruan tinggi meningkat, berkualitas dan dapat mendorong serta menjadikan lulusan perguruan tinggi seperti yang diharapkan sebagai profesional lulusan perguruan tinggi tersebut.

 

F.            Daftar Pustaka

Amperawan, D.L,Susi H. dan Marzolina. (2016). Pengaruh Kepribadian dan Budaya Organisasi Terhadap Kepemimpinan dan Organizational Citizenship Behavior pada Dosen UIN Suska Riau. Jurnal Psikologi. Vol 12, No 2, Hal 74-83

 

Hosseini, MH., Ojan Karimi & Shahla Soodi. (2013). “ The Effect of Citizenship Behavior on Customer Satisfaction and Loyalty”. International Research Journal of Applied and Basic Sciences, Vol. 7, No. 12,  846 – 852

 

Hardaningtyas.(2004). Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap Pada Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Tesis. Surabaya: Universitas Air Langga

Ilyasssin, M. (2010). Budaya organisasi bagi peningkatan kinerja dosen.Laporan Penelitian. Samarinda: STAIN.

 

Kusumajati. (2014). Organization Citizenship Behavior Karyawan pada Perusahaan. Jurnal Humaniora, Vol. 5 No 1

 

Moorhead & Griffin. (2013). Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat

 

Robbins, Stephen P. (2003). Organizational Behavior, Concept Contropversies and Applications, Prentice Hall Inc. USA. Terjemahan. Jakarta: P.T. Indeks Kelompok Gramedia.

 

Robbins, Stephen P, Judge, Timothy A. (2005). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta:

Salemba Empat Jakarta

 

Sumiyarsih, dkk. (2012). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan CV. Aneka Ilmu Semarang

 

Suyono, J & Sinto Sunaryo, dkk. (2015). Pengaruh  Organizational Citizenship Behavior pada Performance dengan Service Quality, Satisfaction dan Behavior Intention Sebagai Anteseden. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 4 No 1

 

Ueda,Y. (2010). “ Organizational Citizenship Behavior in a Japanese Organization : The Effect Of Job Involvement, Organizational Commitment, And Collectivism”.  Journal of Behavioral Studies in Business,1 – 14

 

 

Komentar