- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
FEATURED POST
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Selamat malam wahai Ayah Bunda..
Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia..
Betapa bahagianya yaa..
Jika Ayah Bunda memiliki waktu lebih untuk dekat dan selalu bermain bersama anak apalagi jika anak masih usia lima tahun ke bawah.. Fase fase keemasan yang pasti lagi subur subur nya bertumbuh dan berkembang..
Baca juga :
Anak melihat & meniru orangtuanya
Nah, pada pembahasan parenting kali ini admin ingin berbagi tips kepada para orangtua dimana pun berada..
Tentang cara mengelola emosi ketika marah terhadap anak yang masih balita.
Berikut tips nya supaya kita sebagai orangtua dapat mengelola emosi dengan baik ketika kekesalan muncul saat mengasuh putra putrinya, khususnya ketika putra putri nya masih usia balita..
Baca juga :
Racun toxic parents yang harus diwaspadai saat menjadi orangtua
1. JUJUR Terhadap Diri Sendiri. Orangtua saat mengasuh putra putinya apabila merasa jengkel dan kesal itu adalah sesuatu hal yang wajar yang dapat dialami oleh orangtua manapun. Namun, yang harus ditekankan dalam hal ini adalah sebagai orangtua harus jujur terhadap diri sendiri faktor yang mempengaruhi kekesalan maupun amarah dapat muncul dilatar belakangi oleh kasus apa.
Contohnya : Yang terjadi pada Ibu yang kesal dan marah terhadap anak balita nya yang tidak sengaja menumpahkan makanan yang dipegangnya dan akhirnya jatuh berceceran di lantai. Ibu merasa sangat marah, jengkel dan rasanya ingin segera mencubit anaknya tersebut. STOP !! JANGAN LAKUKAN TINDAKAN TERSEBUT, YUK FLASHBACK Hal apa yang melatarbelakangi ibu midah marah pada anak. Misalnya ibu kecapekan pulang kerja dan butuh waktu beristirahat sejenak, ibu merasa kesal pada perilaku suaminya namun tidak berani mengubgkapkan hanya dipendam dalam diri, ibu kesal terhadap omongan tetangga atau keluarga besar, ibu kesal dengan tuntutan pekerjaan, dan hal lainnya.
Alangkah baiknya, ibu selalu mengkomunikasikan segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan terhadap pasangan. Jujurlah terhadap pasangan. Apabila ibu merasa lelah dan kewalahan maka jangan sungkan minta bantuan suami untuk ikut andil mengasuh buah hati bersama. Apabila dirasa berat maka pekerjaan domestik rumah tangga seperti mencuci, menyapu dan lain sebagainya diserahkan pada asisten rumah tangga dan kalaupun hanya mengasuh anak hanya berdua yaitu Ayah Bunda saja maka sampaikanlah kebutuhan dan memohon bantuan pasangan untuk sama sama mengasuh anak dengan permintaan tolong yang jelas.
Mengungkapkan permintaan tolong hafus jelas. Misal : Yah, tolong bunda gantiin popok adek ya Ayah.. Yah, tolong bunda suapin adek ya Ayah dan lain sebagainya.. Permintaan tolong haruslah jelas untuk melakukan suatu tindakan. Jangan lupa selalu beri pujian terhadap pasangan dan ucapkan terimakasih sudah membantu.
Baca juga :
Menjadi fatherhood saat menjadi Ayah
2. MAKAN. Nah, penting banget untuk orangtua harus makan dulu ketika akan mengasuh putra putrinya. Kalau mengasuh perut dalam keadaan lapar pasti deh bakal emosian. Karena makan adalah kebutuhan dasar fisiologis manusia.
3. ATUR POLA NAFAS. Ketika berada pada situasi yang benar benar bikin kepala mau meledak karena tingkah laku anak balita kita . Maka yang harus dilakukan detik itu juga adalah mengatur aliran nafas. Tarik nafas sedalam dalamnya dan keluarkan secara perlahan lahan.. Tarik nafas sedalam dalamnya.. Keluarkan secara perlahan lahan.. Ulangi hal tersebut sampai benar benar Ayah Bunda merasa lebih tenang. Alangkah baiknya ketika mengatur pola nafas dan mengeluarkan nafas secara perlahan lahan selalu diiringi dengan kalimat dzikir apapun yang membuat hati merasa lebih nyaman, tenang dan rileks.
4. AMATI PERILAKU ANAK DENGAN SEKSAMA ! MENGAPA ANAK MELAKUKAN HAL TERSEBUT SEHINGGA MEMBUAT AYAH BUNDA SEBAL, MARAH, JENGKEL DLL. Perilaku anak seringkali menggemaskan kalau kita hanya melihat nampak mata namun tidak dengan seksama.
Cerita nyata : anak usia 20 bulan yang sedang disuapi nasi dan telur oleh ibunya dan di sebelah piring ada semangkuk kolak pisang. Tak disangka kolak pisang tersebut disendok si anak tersebut dan membuat nasi, telur dan kolak pisang menjadi satu kesatuan dalam piring. Secara nampak mata anak bisa terlihat sangat mengecewakan dan menjengkelkan namun bila kita mengelola emosi kita dengan mengatur pola nafas kita dan mengamati perilaku anak dengan seksama ternyata si anak menjadikan satu kesatuan tersebut lalu menyuapi sang ibu dengan kolak yang telah menjadi satu dengan nasi dan telur di dalam piring yang sama. Akhirnya sang ibu yang tadinya amat kesal dan jengkel berubah jadi ketawa terbahak bahak dan mensyukuri bahwa anaknya memiliki kasih sayang luar biasa pada sang ibu... Oooow so sweet hehe..
Baca juga : Ketika Anak Tantrum, Apa Yang Harus Dilakukan Orangtua ??
5. AMATI GAYA TIDURNYA ANAK DAN PANDANGILAH WAJAHNYA SETIAP KALI SI ANAK TIDUR. Momen ini dapat meningkatkan rasa cinta kasih orangtua terhadap buah hati dan dapat menjadi pengingat di kala ibu merasa marah terhadap perilaku anaknya yang dirasa menjengkelkan.
Ingin tahu bagaimana sensasi rasanya??
Anda boleh mencobanya.. Ketika anak dalam keadaan tidur.
Jangan lupa usap ubun ubunnya dan selalu doakan dengan penuh ketulusan tentang kebaikan anak di dunia dan di akhirat kelak.. Doakan menjadi anak yang tawaduk terhadap orangtua dan doa doa penuh kebaikan lainnya.
6. PAHAMI ANAK. TAHAP USIA TUMBUH KEMBANGNYA BERADA di Tahap Penasaran terhadap segala sesuatu, namun sulit mengutarakan dengan jelas secara verbal sehingga mudah FRUSTASI. Hal tersebut membuat orangtua jengkel karena bingung apa maunya si anak ??
Waaah, sudah memahami kan sekarang..
Jika sudah memahami tahap perkembangan anak sedang dalam tahap perkembangan ini. Hal dapat dilakukan orangtua dalam mengelola emosi ketika marah terhadap anak karena bingung apa maunya si balita adalah Ingat kembali bagaimana perjuangan Ayah Bunda menghadirkannya ke dunia ini dan sudah sampai pada tahapan ini. Sadari kembali bahwa anak telah dipercayakan dan dititipkan Allah SWT kepada Ayah Bunda.
Dan ingat ya Ayah Bunda..
Berikanlah anak ruang untuk berekspresi mengaktualisasikan dirinya.. Jika rumah berantakan bisa dibereskan, jika banyak remahan remahan makanan kecil yang mulai mengundang semut bisa disapu dibersihkan namun momen masa kecil anak tak akan dapat terulang kembali karena anak hanya merasakan sekali sepanjang rentang tumbuh kembangnya..
Izinkanlah anak untuk Berbahagia ya Ayah Bunda.. Jika anak mulai tantrum arahkan saja ekspresi luapan emosinya menuju hal hal yang lebih positif dan bermakna..
Baca juga : Artikel update di Psikologi Kampus
Salam bahagia
Komentar
Posting Komentar