FEATURED POST

Perbedaan Fenomenologi dengan Studi Kasus pada Penelitian Kualitatif




Home : Artikel update di Psikologi Kampus


Baca juga : 

Strategi Pencegahan Ganti Judul Skripsi


Halo selamat malam sahabat psikologi kampus dimanapun berada Semoga selalu dalam keadaan sehat dan penuh makna serta bersyukur atas anugerah nafas kehidupan dan dan semangat untuk selalu menuntaskan tugas akhir sahabat psikologi kampus.



Baca juga : 

bongkar pertanyaan sidang skripsi


Baca juga : 

tips mengatasi jenuh saat mengerjakan skripsi di era pandemi covid 19


Baca juga ini nih : 

Saat Dosen Menawarkan Judul Skripsi Yang Tidak Disukai Anda? Apa yang harus dilakukan ? 




Pembahasan kali ini adalah tentang perbedaan fenomenologi dan studi kasus pada penelitian kualitatif.

Bagi Anda yang tertarik untuk melakukan penelitian kualitatif ada baiknya untuk memahami secara singkat perbedaan penggunaan fenomenologi atau studi kasus.

Mirip-mirip ya antara fenomenologi dengan studi kasus karena sama-sama melakukan penggalian data secara mendalam kepada subjek atau objek penelitian.

Nah kepada pembahasan pertama kita akan membahas tentang studi kasus terlebih dahulu pada penelitian kualitatif.


Baca juga : 

Rahasia di Balik Durasi Waktu Sidang Skripsi/ Tesis !!


Baca juga : 

FAKTA Alat Ukur/ Kuisioner mudah DI ACC DOSEN


Baca juga : 

Cara Menentukan Variabel Prediktor Pada Penelitian Korelasional


Baca juga : 

Tips MENCEGAH PIKIRAN NEGATIF Saat Mengerjakan SKRIPSI



"STUDI KASUS"

Studi Kasus mudahnya memahami adalah mempelajari tentang kasus.

Ya iyalah masa ya iya dong hehe..

Ada baiknya bagi sahabat psikologi kampus yang tertarik untuk melakukan penelitian kualitatif dengan studi kasus untuk meneliti penelitian yang kejadian atau fenomena nya sedang terjadi pada suatu kelompok atau masyarakat tertentu dan bisa juga si peneliti pada individu..

Peneliti penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus bisa menggali data secara mendalam akan tetapi haruslah difokuskan pada suatu kasus tertentu yang menjadi fokus penelitian peneliti.

Pilihlah informan Penelitian pada studi kasus ini pada informan yang dapat memberikan informasi serta data-data penting yang dibutuhkan oleh peneliti dalam menggali data secara mendalam. Pilihlah informan penelitian yang dapat memberikan data secara jelas dan dapat melengkapi data-data yang diharuskan serta dibutuhkan oleh peneliti.

Peneliti penelitian kualitatif dengan studi kasus pada saat penyusunan proposal penelitian diharapkan peneliti sudah secara matang menjelaskan serta mengungkapkan berdasarkan kelengkapan teori sebagai pemandu peneliti untuk menggali data penelitian. 

Kelengkapan teori yang dapat digunakan pada penelitian kualitatif dengan studi kasus juga dapat berupa data-data kuantitatif. Hal ini bisa disampaikan pada latar belakang masalah penelitian yang ditulis oleh peneliti skripsi maupun peneliti tesis.

Pada penelitian studi kasus, peneliti berada di posisi sebagai pengamat suatu kasus atau organisasi atau individu.

Penelitian kualitatif dengan studi kasus bisa menggali data secara mendalam dengan cara menganalisis suatu kasus tertentu yang dianggap menarik dan penting untuk diteliti oleh peneliti, bisa juga peneliti penelitian kualitatif dan studi kasus ini meneliti tentang suatu kebijakan atau peristiwa tertentu. 


Baca juga :

Tiga hal ini yang sering ditanyakan oleh Dosen Penguji Saat Sidang


Baca juga :

Penyemangat untuk Mahasiswa Skripsi dan Mahasiswa Tesis


Intinya menggunakan penelitian studi kasus bertujuan untuk mencari informasi secara mendalam mengapa sebuah peristiwa atau fenomena tersebut bisa terjadi. 

Pada kasus untuk penelitian kualitatif dengan studi kasus, contoh penelitiannya pada seperti

1. Studi kasus kenakalan remaja sebagai dampak dari perceraian orangtua..

2. Studi kasus dinamika psikologis masyarakat pesisir pantai dengan pemangku jabatan karena lahan sengketa..

3. Studi kasus remaja gay atau lesbian karena depresi orangtua bercerai.

4. Studi kasus ketangguhan siswa untuk bisa belajar daring (misalnya karena permasalahan sosial ekonomi sehingga banyak siswa siswi kesulitan membeli smartphone).

5. Kesadaran keluarga nelayan terhadap pendidikan putra putrinya (studi kasus di desa X, Pantai bla bla)

6. Studi kasus : Perjuangan single mother dalam membesarkan putra putrinya yang ditinggal meninggal oleh suaminya.


Baca juga :

Empat hal yang harus dipertimbangkan sebelum memulai mengerjakan skripsi


Baca juga :

Fakta Mahasiswa Bingung Judul Skripsi !


Baca juga :

Cara cari variabel penelitian kuantitatif lebih dari dua variabel terikat



Nah, apakah sudah ada gambaran mengenai penelitian kualitatif studi kasus ??

Jika masih belum, mudahnya begini memahaminya :

Studi kasus bisa berfokus penelitiannya pada perseorangan, kelompok tertentu, organisasi dan lain lain.. Dengan melakukan cada menganalisis situasi secara mendalam yang jadi trending topik di masyarakat gitu..

Pada penelitian psikologi khususnya mempelajari permasalahan dan kasus psikologis , dampak psikologis. Misalnya studi kasus di perusahaan membahas tentang burn out karyawan, mogok kerja, proses pemilu di Indonesia ini, implementasi kebijakan pemerintah tentang vaksin covid 19 misalnya...

Dan jangan lupa, ciri studi kasus sudah ada awalan teori dalam menjelaskan sesuatu tentang apa yang akan kita teliti.


Nah, selanjutnya adalaaaaaaaaah..


Baca juga : 

Cara Mencegah Plagiarisme dan Bisa Cek Gratis karya ilmiah Anda di sini bisa bentuk file maupun url


Baca juga :

Cara mudah menemukan permasalahan penelitian sehingga memudahkan membuat Judul Skripsi !



"FENOMENOLOGI"

Fenomenologi hihi tak asing juga kan ya pada penelitian kualitatif.

Menurut Husserl (Mujib, 2015) ada beberapa definisi fenomenologi, yaitu:

Yang pertama adalah fenomenologi membahas tentang pengalaman subjektif. 

Yang kedua adalah fenomenologi membahas  tentang kesadaran dari perspektif seseorang.

Menurut Sohn, Brian Kelleher dkk (2017), penelitian fenomenologi harus memperhatikan ciri-ciri yang melingkupinya, yaitu: 

Yang pertama adalah fenomena nyata,

Yang kedua adalah peneliti memahami arti peristiwa yang dialami oleh seseorang dan keterkaitannya dengan orang-orang yang berada dalam kehidupan seseorang tersebut.

dan yang ketiga adalah peneliti bertinda sebagai pengamat saja dan tidak boleh berasumsi pribadi. Sebagai peneliti, peneliti fenomenologi tidak memerlukan teori terlebih dahulu dalam penyusunannya.

Kemampuan mendengar aktif dalam hal ini sangat diperlukan oleh peneliti untuk menunjang kemampuan peneliti dalam memperoleh data penelitian yang diinginkan.

Peneliti penelitian fenomenologi mengarah pada pemaknaan seseorang terhadap dunianya..

Peneliti membiarkan atau mengizinkan subjek penelitian untuk memaknai pengalamannya tentang sesuatu.

Untuk hal ini, sudut pandang peneliti adalah turut merasakan apa yang dirasakan  oleh oramg lain sehingga peneliti dapat merasakan hal yang dirasakan oleh orang lain..

Contoh dalam dunia psikologi :

1. Dinamika psikologis mantan pasien covid-19 (menggali tentang stigma,  masa pada saat terdiagnosis dan lain lain). 

2. Jilbab pashmina sebagai trend mahasiswi (pengalaman spiritual mahasiswi, liku liku dari mulai mengenakan jilbab sebelum pashmina dan lain lain

Semoga bermanfaat


Baca juga :

Keaslian penelitian daya tarik bagi Dosen !!


Baca juga : 

1. membuat latar belakang masalah skripsi


2. nyusun BAB 1, Gimana caranya 


3. mantap-kan BAB 2-mu ! 


4. Cara susun Bab 3


5. tips bab 4 dan bab 5 ACC



Sumber referensi :


Mujib, Abdul. 2015. Pendekatan Fenomenologi dalam Studi Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, Desember 2015. Hlm. 167—183.

Sohn, Brian Kelleher dkk. 2017. Hearing The Voices of Students and Teachers: A Phenomenological Approach to Educational Research. Qualitative Research in Education, Vol. 6 No. 2


Komentar