FEATURED POST

TERAPI CBT (Cognitive Behavioral Therapy) PADA KECEMASAN



Haloo sahabat Psipus (Psikologi Kampus)

Saat ini kita berada dalam halaman yang akan membahas tentang terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dapat digunakan pada gangguan kecemasan. 

Contoh kasus : 

Subjek X adalah salah seorang mahasiswa di Universitas X. 

Subjek X memiliki permasalahan yaitu belum mampu  memfokuskan pikiran dan perhatiaannya pada saat sedang kuliah, masih merasa belum mampu berbicara di depan umum dan tingkat kepercayaan diri yang rendah, dan masih ragu untuk berinteraksi sosial dan berteman.  Dari konseling diketahui ada beberapa penyebab permasalahn yang dimana subjek belum mampu merubahnya karena dipengaruhi oleh adanya pikiran-pikiran negatif dari dalam diri subjek. 

Berikut proses penerapan terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dapat digunakan pada gangguan kecemasan >>

baca juga : kreativitas menurut Carl Rogers

  1. Mencatat mengenai pikiran irrasional subjek, dengan tujuan subjek lebih mengetahui dan menyadari pikiran-pikiran irrasional yang selama ini selalu mengganggu subjek sendiri. Mekanismenya adalah subjek diberikan media untuk menulis berupa satu lembar kertas kosong, dan subjek diintruksikan untuk menuliskan pikiran-pikiran irrasional subjek sebanyak mungkin yang melingkupi dirinya selama ini. Contoh : merasa belum mampu berbicara di depan umum dan tingkat kepercayaan diri yang rendah, dan masih ragu untuk berinteraksi sosial dan berteman.
  2.  Mengevaluasi pikiran-pikiran irrasional subjek pada sesi yang telah dilakukan sebelumnya, untuk kembali menulis mengenai pikiran-pikiran yang ada di dalam diri subjek, tetapi pikiran-pikiran yang ditulis pada sesi ini adalah pikiran-pikiran rasional.Contoh : merasa mampu berbicara di depan umum dan tingkat kepercayaan diri menjadi lebih baik dan memiliki keyakinan untuk berinteraksi sosial dan berteman.
  3. Mengkonfrontasikan antara-pikiran-pikiran irrasional dan pikiran-pikiran rasional subjek dengan cara berdiskusi. Bagaimana kok bisa dari pemikiran irasional menjadi rasional... Begini contoh penerapannya :Mahasiswa X : Saya merasa tidak mampu berbicara di depan umum..saya tidak mampu melakukannya.. Saya merasa takut,  saya merasa cemas
    Terapis             : Mengapa Anda merasa tidak mampu?  Hal apa yang membuat Anda merasa tidak mampu melakukannya? 
    Mahasiswa X : Saya merasa tidak mampu melakukannya karena seringkali ketika saya ngomong di depan umum.. Saya sering ditertawakan karena saya ada penyampaian menggunakan bahasa campuran yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah lokal sehingga beberapa orang yang melihat dan memperhatikan saya membuat saya mundur dan malu karena saya tidak mampu berbicara di depan umum dan merasa kalau orang lain tidak tertarik dengan apa yang saya bicarakan karena saya ditertawakan. .
    Terapis   : Ehhm seperti itu ya., bagaimana kalau yang terjadi sebaliknya?  Bagaimana kalau yang orang lain tertawakan itu justru karena Anda unik.. Penyampaian Anda yang seperti itu membuat mereka tertarik untuk mendengarkan dan memperhatikan Anda...
    Mahasiswa X. : Oyayaaaa betul juga 
  4. memberikan penguatan pada pikiran-pikiran rasional subjek dengan cara mengucapkan berulang kali dengan nada yang ditekankan, dengan tujuan subjek mampu untuk lebih meyakini dan mengikuti pikiran-pikiran rasional yang ada pada diri 
  5. Subjek dapat menuliskan harapan-harapan kedepan sebagai pengauatan subjek akan pikiran pikiran yang lebih adaptif dan positif sehingga membuat subjek lebih merasa berharga dan bermakna sehingga tidak mengalami kecemasan yang sama.. 

baca juga : 

six step reframing , 

self love therapy , 

teknik afirmasi positif , 

letting go  , 

intervensi individu


Nah..  Apa sih sebenarnya CBT ini...

CBT merupakan suatu bentuk psikoterapi yang mengintegrasikan terapi kognitif dan perilaku untuk membantu individu melakukan perubahan-perubahan yang mendasarinya yang mengakibatkan terjadinya gangguan emosi dan dapat diterapkan pada berbagai jenis gangguan mood dan gangguan kecemasan.

Tujuan dari Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah untuk membantu seseorang agar dapat menghilangkan pikiran irasionalnya dengan mengganti pikiran-pikiran yang lebih adaptif dan positif sehingga dirinya dapat mengubah perilakunya sendiri dan meminimalisir kecemasan yang muncul dari dalam diri (Nevid, Rathus & Grenee, 2005).

Sejalan dengan hal tersebut oleh Adib Asrori (2015) yang melakukan penelitian dengan judul “Terapi Kognitif Perilaku Untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial” menunjukkan bahwa terapi kognitif perilaku dapat menurunkan tingkat kecemasan pada gangguan kecemasan sosial, subjek lebih dapat berfikir positif dan rasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terapi kognitif perilaku (Cognitive Behavioral Therapy) efektif untuk menurunkan kecemasan.


DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Adib. (2015). Terapi Kognitif Perilaku Untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol 01. No. 01

Nevid J.S., Rathus, S.A & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga


Baca juga : 

Rahasia di Balik Durasi Waktu Sidang Skripsi/ Tesis !!


Baca juga : FAKTA Alat Ukur/ Kuisioner mudah DI ACC DOSEN


Baca juga : Cara Menentukan Variabel Prediktor Pada Penelitian Korelasional


Baca juga : Tips MENCEGAH PIKIRAN NEGATIF Saat Mengerjakan SKRIPSI


Semoga bermanfaat



Komentar