FEATURED POST

Terapi Six Step Reframing : Mengubah Perilaku





Haii sahabat Psikologi Kampus ..

Selamat menikmati akhir pekan ..

Oya kali ini, kita akan membahas tentang salah satu terapi psikologi yaitu "Six Step Reframing".

Apakah itu Terapi Six Step Reframing?

Menurut Sumini dkk (2018) Terapi Six Step Reframing berarti partisipan diajak untuk mengidentifikasikan masalah yang ingin. Kemudian membangun komunikasi dengan bagian yang bertanggung jawab terhadap perilaku tersebut. Setelah membangun komunikasi maka partisipan mengajak masalah-masalah yang ada untuk berdialog, bertujuan untuk menghasilkan "hasil" yang disetujui semua "bagian" dan hasilnya bermanfaat bagi partisipan yang terlibat.

Menurut Sari (2012) Six step reframing yaitu salah satu teknik terapi psikologi dengan cara mengajak subjek untuk mengidentifikasikan masalah yang ingin ambisi. Penyelesainnya adalah membangun komunikasi dengan "MASALAH" -> bagian yang bertanggung jawab terhadap perilaku yang ingin dirubah ". Subjek yang mengidentifikasi masalah yang ingin pesan, membangun komunikasi dengan bagian yang bertanggung jawab terhadap perilaku yang ingin diubah, subjek berdialog dengan masalah-masalah sehingga menghasilkan solusi yang disetujui semua bagian dari diri subjek.

Teknik ini digunakan saat seseorang tidak merasa nyaman atas salah satu perilakunya dan ia ingin merubahnya. Subjek berdamai dengan masalah tersebut sehingga hasil yang diperoleh dapat diterima dengan baik oleh pikiran dan dilaksanakan oleh diri subjek.

Tentunya asyik dan unik yaa .. apalagi bagi Anda yang suka sekali belajar tentang Psikologi .. suka mendengarkan orang lain..suka dicurhatin .. Berikut teknik menjadi helper bagi orang lain .. Semoga bermanfaat untuk selalu terbuka dan menolong orang lain ..

Anda tertarik untuk belajar lebih dalam teknik psikologi terapan Six Step Reframing ini?

Yuk marii .. baca sampai selesai yaaa ..

Baca juga: Terapi Perilaku Kognitif 

Bagaimana kasus kasus dan penerapan Terapi Enam Langkah Pembingkaian ulang dapat mengubah perilaku?

Contoh kasus nyata  ->

SS merupakan salah satu mahasiswa Universitas X Fakultas Psikologi. Analisis hasil wawancara awal terhadap subjek SS. Subjek menyatakan bahwa  diriny mengalami berbicara di depan kelas saat presentasi kuliah. Kecemasan itu telah dirasakan subjek sejak usia remaja yaitu masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas hingga saat ini di Perguruan Tinggi. Subjek mengungkapkan bahwa dirinya terwujud, gugup dan berasa segera pergi ke toilet bahkan jika salahnya berlebihan, subjek yang ingin seluruh tubuh menjadi seperti di dalam kulkas, sangat dingin dan kaku untuk maju presentasi.

Penerapan Terapi Enam Langkah Pembingkaian Ulang ->

A. Induksi

Pada tahap ini subjek diajak untuk memulai melakukan terapi enam langkah reframing. Subjek melayani untuk duduk di kursi yang tersedia dengan cara yang rileks dan nyaman menurut subjek. 

Terapis: "Silahkan tempatkan posisi duduk anda senyaman mungkin .. dan mari kita mulai pernafasan perut. Baik, perlahan lahan .. tarik nafas melalui hidung ..., kemudian hembuskan melalui mulut secara perlahan. Mari kita ulangi lagi, tarik nafas melalui hidung secara perlahan. perlahan, kemudian hembuskan melalui mulut. Rasakan setiap aliran udara yang dan hirup melalui hidung kemudian menyebar keseluruh tubuh anda. Ucapkan syukur atas karunia yang telah Allah berikan, dan ucapkan terimakasih pada diri anda karena anda secara kerelaan hati menerima proses terapi ini. "

Baca juga: Terapi Cinta Diri

B. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini klien diajak untuk mengidentifikasi permasalahannya. Subjek membayangkan untuk membayangkan bagian dari dirinya yang menghasilkan perilaku negatif yang ingin mengubah presentasi. 

Terapis: "Silahkan anda hadirkan perilaku anda yang akhir-akhir ini mengganggu. Pastikan dia hadir disini bersama anda, dan anda bisa merasakan kehadirannya. Lihatlah secara jelas bagaimana dia hadir dalam kehidupan anda. Tanyakan padanya, maukah anda (perilaku yang ingin diubah) komunikasi secara sadar dengan saya (subjek) pada saat ini ?. "

C. Menjalin komunikasi dengan bagian tubuh

Pada tahap ini subjek ini untuk menjalin komunikasi dengan bagian tubuh subjek yang bertanggung jawab atas permasalahannya.

Terapis:  "Silahkan anda tanyakan pada diri anda, bagian tubuh yang mana yang bertanggung jawab atas perilaku tersebut dan ajaklah dia untuk berkomunikasi dengan anda. Jika anda sudah menemukannya .. silahkan tanyakan kepada bagian tersebut..Jika sudah gerakkan jari anda jika belum komunikasikan lagi. .. Jika anda sudah menyatakan .. beritahukan saya dengan menggerakkan jari anda .. yaaa terimakasih .. "

D. Mencari maksud positif

Pada tahap ini subjek dipengaruhi untuk mencari maksud positif dari perilaku tersebut.

Terapis: "Sekarang, silahkan tanyakan maksud positifnya. Jika anda sudah melihat maksud positifnya, beri saya tanda dengan menggerakkan jari-jari anda. Tanyakan padanya, bersediakah anda katakan apa tujuan positif dari perilaku yang tidak menyenangkan ini? Bila jawaban ya, tanyakan pesan. tanyakan ramah lingkungan ada cara lain yang lebih baik dan lebih sesuai untuk mencapai tujuan positif itu, maukah anda menerimanya? .. Jika sudah mendapatkan jawaban..beritahu saya dengan menggerakkan jari jari anda..yaa..bagus..baik..ucapkanlah terimakasih kepada bagian tubuh tersebut karena sudah mau dan ajak berkomunikasi. "

E. Mencari solusi dari sisi kreatif

Pada tahap ini subjek akan datang untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.

Terapis: " Sekarang, di bagian dari kreatifitas Anda yang lain dan memiliki bagian yang mampu memberi alternatif untuk tujuan positif Anda. Komunikasikan dengan bagian kreatif tersebut.  Ajaklah berkomunikasi..tanyakan pada bagian kreatif tentang tawaran alternatif yang bisa dia berikan, mungkin dia memberikan satu atau dua bahkan tiga bagian kreatif. Jika sudah, ucapkan terimakasih karena Bagian X telah mau berkomunikasi dengan anda dan telah memberikan tawaran alternatif kepada anda. "

F. Memberikan tawaran solusi kepada bagian tubuh

Pada tahap ini terapis meminta subjek untuk menawarkan solusi yang telah ia dapatkan kepada bagian tubuh yang bertanggung jawab atas perilaku tersebut.

Terapis: "Baiklah, sekarang coba penawaran pilihan-pilihan alternatif yang telah Anda dapatkan kepada bagian  pada bagian yang menghasilkan perilaku yang kurang berhubungan dengan presentasi.. Bagian X, maukah Anda menerima salah satu dari beberapa alternatif yang ditawarkan oleh bagian kreatif dan bertanggung jawab terhadap perilaku itu di masa depan? .... bila jawaban ya..teruskan ... Biarkan dia memilih ... Beritahu saya jika anda telahmenemukan..bila tidak maka tanyakan lagi..maukah anda menerima salah satu dari beberapa alternatif yang ditawarkan oleh bagian kreatif dan bertanggung jawab terhadap perilaku itu di masa depan? ... beritahukan saya dengan menggerakkan jari jari anda jika anda sudah mendapatkan jawaban .. " 

G. Konfirmasi

Pada tahap ini subjek ini untuk memeriksa keseluruh bagian tubuh untuk memastikan bahwa solusi tersebut sudah diterima oleh semua bagian tubuh.

Terapis: "Adakah bagian lain yang tidak setuju dengan kesepakatan tersebut? .. Apakah bagian X tersebut sudah memilih? ... bagian X anda yang lain menerimanya dengan ikhlas, sehingga pilihan alternatif tersebut sudah dapat diterima secara keseluruhan oleh bagian yang lain."

Baca juga: Teknik Afirmasi Positif

H. Terminasi

Pada tahap ini subjek dipengaruhi untuk kembali dengan kesadaran penuh untuk hadir bersama dengan terapis.

Terapis:  "Ucapkanlah terimakasih kepada seluruh bagian tubuh anda karena sudah mau menerima pilihan alternatif tersebut mulai dari kepala hingga kaki..Tubuhku..aku berterimakasih padamu ... terimakasih..ucapkan terimakasih kepada seluruh bagian dari diri anda dengan penuh penerimaan dan sampaikan rasa sayang anda terhadap anda terhadap diri anda sendiri .. saya menghargai anda wahai diriku..terimakasih .. jika anda siap untuk kembali hadir bersama saya.. Izinkanlah anda menyadari keberadaan anda saat ini. Anda sadar dimana anda berada sekarang. Anda menyadari bahwa Anda berada di sini bersama saya di ruangan ini ... mari kita berhitung dari lima sampai satu. Ketika hitungan sudah sampai di angka satu, anda bisa kembali membuka mata dengan perasaan yang sangat segar dan sehat. Mari kita hitung sekarang. lima… dan mulai kembali ke kesadaran perlahan-lahan. empat… anda mulai mampu menggerakan jari-jari tangan dan kaki anda kembali. Tiga… anda sudah siap untuk membuka mata. dua… Anda membuka mata yang terbuka-lahan ... dan satu… kini Anda membuka mata dan bangun dalam kondisi yang luar biasa sehat, luar biasa segar ... lebih segar dan Anda siap menjadi diri Anda yang penuh kepercayaan diri..tarik nafas perlahan lahan melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Jika anda sudah siap kembali hadir bersama saya disini, anda dapat membuka mata anda secara perlahan dan kembali bersama saya disini dalam keadaan yang lebih segar .. dan bahagia ... " Lebih segar dan Anda siap menjadi diri Anda yang penuh kepercayaan diri..tarik napas yang perlahan melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Jika anda sudah siap kembali hadir bersama saya disini, anda dapat membuka mata anda secara perlahan dan kembali bersama saya disini dalam keadaan yang lebih segar .. dan bahagia ... " Lebih segar dan Anda siap menjadi diri Anda yang penuh kepercayaan diri..tarik napas yang perlahan melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Jika anda sudah siap kembali hadir bersama saya disini, anda dapat membuka mata anda secara perlahan dan kembali bersama saya disini dalam keadaan yang lebih segar .. dan bahagia ... "

Baca juga: Melepaskan 


Daftar Pustaka:

Sari, Rini Mastika. (2012). Neuro Linguistic Programming (NLP) untuk mengatasi depresi pada penyandang tuna daksa yang mengalami kecelakaan lalu lintas di BBRSBD Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Muhammdiyah Surakarta.

Sumini, Nuni, N dan Marita I., (2018). Neuro-Lingusitic Programming (Nlp) Based Counseling Sebagai Solusi Untuk Mereduksi Efek Fomo (Fear Of Missing Out) Pada Kecanduan Media Sosial. Prosiding Online (e-ISBN: 978-602-5498-30-5) Seminar Nasional dan Workshop Bimbingan dan Konseling

Komentar