FEATURED POST

Swish Pattern Therapy


 

Haiii sahabat Psikologi Kampus..

Kita kembali lagi nih belajar mengenai teknik teknik terapi psikologi yang tentunya sangat bermanfaat sekali untuk kehidupan kita.. baik untuk diri kita sendiri maupun membantu orang lain..

Swish Pattern Therapy

Apakah itu?  

Bagi yang belajar di dunia psikologi khususnya mahasiswa psikologi pasti pernah mendengar Swish Pattern Therapy.. 

Pada mata kuliah tertentu seperti Mata Kuliah Intervensi atau Mata Kuliah Brief Therapy.. Swish Pattern Therapy sering banget digunakan..


Manfaat Swish Pattern Therapy menurut Sari (2012) dapat digunakan untuk :

1.   Menghilangkan kebiasaan atau perilaku buruk yang sulit dirubah.

2.   Menghilangkan kondisi yang kurang memberdayakan yang sangat dirasakan sulit keluar dari dalam diri seseorang.

3.   Menghilangkan perasaan-perasaan negatif yang selama ini menghantui seseorang.

Baca juga : Terapi Six Step Reframing

 

Definisi Swish Pattern Therapy menurut Sari (2012) adalah proses mengganggu pola pikiran dari satu yang mengarah ke perilaku yang tidak diinginkan ke salah satu perilaku yang diinginkan. 

Swish Pattern, Swish adalah proses mengganggu pola pikiran dari satu yang mengarah ke perilaku yang tidak diinginkan ke salah satu yang mengarah pada perilaku yang diinginkan. Hal ini melibatkan memvisualisasikan sebuah 'isyarat' yang merupakan bagian dari perilaku yang tidak diinginkan (Nugraheny & Kusuma,  2018).

Jadi, inti dari Swish Pattern Therapy merupakan teknik yang dapat digunakan untuk memperkuat suatu perubahan yang lebih baik dengan menghadirkan perasaan yang diinginkan.

Baca juga : terapi CBT ( Cognitive Behavioral Therapy)

                    cara menjadi pendengar yang baik

 

Terus bagaimana caranya menggunakan  Swish Pattern Therapy ? Yuk baca dan kalau Anda tertarik nih yaaa bisa juga di terapkan secara mandiri dan bersama pasanganmu yang kamu percaya dapat membantumu melakukan Swish Pattern Therapy >>>> 

Contoh kasus : 

Permasalahan yang menjadi fokus >>

"Menghilangkan kebiasaan atau perilaku buruk yang sulit dirubah"

Contohnya adalah perilaku menunda nunda pekerjaan atau menunda nunda tugas (disebut prokrastinasi

Baca juga : Expressive Writing Therapy

 

Lalu bagaimana caranya menerapkannya >>

Yuk pelajari selengkapnya : 

Kita sebagai terapis yang menerapkan treatment menyediakan tempat yang nyaman untuk klien atau orang lain yang ingin kita beri pertolongan melalui teknik terapi psikologi yaitu Swish Pattern Therapy untuk menghilangkan kebiasaan atau perilaku buruk yang sulit dirubah dalam hal ini yaitu prokrastinasi..

Baca juga : Afirmasi merupakan terapi men-sugestidiri sendiri

 

Setelah klien diminta duduk senyaman mungkin maka langkah selanjutnya yaitu :

1.   Terapis meminta  klien untuk Re-map submodalitas terhadap pengalaman yang ingin             dirubah (Associate). Terapis dapat mengatakan :

Jika Anda sudah merasa nyaman.. Izinkanlah diri Anda mengakses dengan jelas permasalahan yang dialami oleh Anda..(prokrastinasi).. sekarang.....bayangkan dengan jelas permasalahan anda saat ini….. (prokrastinasi), kemudian hadirkan permasalahan yang Anda alami saat ini sebagai suatu gambar yang sangat besar di depan anda, gambar yang sangat besar tersebut terlihat sangat jelas,  Anda dapat melihat bagaimana gambar tersebut,  detail gambar tersebut dan semakin jelas hadir di depan Anda saat ini..  Gambar tersebut terlihat sangat mencolok dan terang dan bisa anda rasakan nuansanya dengan sangat jelas... Jika sudah, simpan itu sebagai gambar 1

 

  2. Meminta klien untuk menghadirkan gambaran sebuah pengalaman yang diinginkan (dissociate). Terapis dapat mengatakan :

“Jika Anda sudah menginpan gambar 1 tersebut.. Sekarang izinkanlah diri Anda mengakses gambaran yang menyenangkan bagi Anda.. Anda sekarang dapat menghadirkan hal yang Anda inginkan dari permasalahan yang Anda alami saat ini (prokrastinasi)..Izinkanlah diri Anda untuk menghadirkan perubahan yang baik dari permasalahan yang Anda alami.. Izinkanlah diri Anda mengakses hal hal yang menyenangkan.. Hadirkanlah gambaran tersebut menjadi lebih jelas.. semakin jelas.. makin jelas.. Anda dapat melihat detailnya.. Jika Anda sudah menemukannya.. maka simpanlah perubahan itu sebagai gambar 2..”

 

3. Meminta klien untuk menciptakan  layar besar. Terapis dapat mengatakan :

Yaaa... Baguss.. Anda sudah mulai menikmati Gambar 2 tersebut... Anda semakin nyaman dan merasa rileks.. Sekarang... Izinkan diri Anda melakukan pernafasan perut... tarik nafas melalui hidung secara peeeerrr....lahan lahan...yaaak bagus seperti itu.. Tarik nafas dan lepaskan secara perlahaan lahaan.. rasakan setiap aliran udara yang anda hirup melalui hidung kemudian menyebar keseluruh tubuh anda... Baik, sekarang izinkan diri Anda menghadirkan sebuah layar yang besar dan lebar tepat di depan anda. Layar tersebut kosong dan berwarna putih…”

 

4. Meminta klien untuk mengisi layar dengan gambar 1 (Associate). Terapis dapat mengatakan :  

“Silahkan sekarang hadirkan gambar 1 yang memenuhi seluruh bagian layar yang putih dan besar tadi….Izinkan diri Anda menghadirkan Gambar 1 tepat di depan Anda.. yaa dia terlihat sangat jelas..semakin terlihat dengan jelas, warnanya jelas, pergerakannya jelas, bahkan suara-suaranya juga terdengar dengan jelas."

 

5. 5. Meminta klien meletakkan gambar 2 (dissociate) di salah satu sudut layar dengan ukuran kecil. Terapis dapat mengatakan : 

“Silahkan Anda mulai hadirkan gambar 2 yang anda miliki tadi lalu tempatkan pada bagian pojok bawah di sebelah kiri dengan ukuran yang sangat kecil… ukurannya bahkan hampir tidak terlihat oleh Anda.. Gambar tersebut tidak berwarna, kabur, dan tidak jelas, sehingga anda benar-benar kesulitan untuk mengamatinya.. Anda bahkan tidak melihatnya karena terlalu kecil ukuranya..teramat kecil bentuknya.."

 

6.   Meminta klien untuk melakukan pergantian posisi gambar 1 dan 2 secara cepat dengan kode SWISH. Terapis dapat mengatakan : 

“baik, sekarang jika anda telah berhasil menghadirkan kedua gambar tadi, anda dapat dengan jelas mengamati gambar 1, pencahayaannya sangat terang, berwarna, suara-suaranya terdengar dengan jelas. Sedangkan untuk gambar 2 anda sangat sulit untuk melihatnya, gambar 2 sangat kecil, tidak berwarna dan bahkan saking kecilnya gambar tersebut terlihat gelap….Saya akan memulai untuk menghitung dan mengatakan SWISH..bersamaan dengan kata SWISH silahkan anda menukar posisi gambar. Gambar 1 menjadi kecil, gelap, tidak berwarna dan gambar 2 menjadi gambar yang penuh., berwarna, dan jelas. Mari kita mulai... satu... dua... SWISH… Gambar 2 saat ini menjadi gambar yang sangat mencolok..berwarna terang seperti yang Anda inginkan..seperti yang Anda harapkan..yaa..pertahankan gambar 2 menjadi gambar yang sangat jelas bahkan sekarang menjadi lebih jelas dan makin jelas..detailnya..nuansanya..dapat Anda rasakan kehadirannya...”

7.   Meminta klien untuk merasakan sensasi emosi atas gambar. Terapis dapat mengatakan : 

“Sekarang anda sudah menukar posisi dari kedua gambar tersebut. Silahkan anda rasakan bagaimana sensasi emosi yang timbul dari gambar tersebut. Gambar kedua yang saat ini menjadi penuh, dan dapat anda cermati dengan jelas. Gambar yang menjadi harapan anda yang dapat memberikan anda energi positif yang lebih besar.. Anda dapat merasakan kehadirannya..gambar 2 membawa Anda merasakan energi yang lebih positif..menghadirkan emosi emosi yang lebih positif..membuat Anda menjadi lebih berharga..membuat Anda merasakan hal hal yang ingin Anda rasakan..Anda dapat mengakses hal hal yang And harapkan dari gambar 2 tersebut...”

8.   Meminta klien untuk mengulangi proses SWISH. Pada tahap ini, klien diajak untuk mengulangi pertukaran gambar sebanyak 5 kali sampai klien menunjukkan sensasi emosi yang didapatkan. Apabila dirasa sudah cukup, ajak klien Anda untuk kembali hadir bersama Anda dengan kesadaran penuh.

Terapis dapat mengatakan : 

        “Ucapkanlah terimakasih kepada seluruh bagian tubuh anda karena sudah mau menerima pilihan alternatif tersebut mulai dari kepala hingga kaki..Tubuhku..aku berterimakasih padamu ... terimakasih..ucapkan terimakasih kepada seluruh bagian dari diri anda dengan penuh penerimaan dan sampaikan rasa sayang anda terhadap anda terhadap diri anda sendiri .. saya menghargai anda wahai diriku..terimakasih .. jika anda siap untuk kembali hadir bersama saya.. Izinkanlah anda menyadari keberadaan anda saat ini. Anda sadar dimana anda berada sekarang. Anda menyadari bahwa Anda berada di sini bersama saya di ruangan ini ... mari kita berhitung dari lima sampai satu. Ketika hitungan sudah sampai di angka satu, anda bisa kembali membuka mata dengan perasaan yang sangat segar dan sehat. Mari kita hitung sekarang. lima… dan mulai kembali ke kesadaran perlahan-lahan. empat… anda mulai mampu menggerakan jari-jari tangan dan kaki anda kembali. Tiga… anda sudah siap untuk membuka mata. dua… Anda membuka mata yang terbuka-lahan ... dan satu… kini Anda membuka mata dan bangun dalam kondisi yang luar biasa sehat, luar biasa segar ... lebih segar dan Anda siap menjadi diri Anda yang penuh kepercayaan diri..tarik nafas perlahan lahan melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Jika anda sudah siap kembali hadir bersama saya disini, anda dapat membuka mata anda secara perlahan dan kembali bersama saya disini dalam keadaan yang lebih segar .. dan bahagia ... " Lebih segar dan Anda siap menjadi diri Anda yang penuh kepercayaan diri..tarik napas yang perlahan melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Jika anda sudah siap kembali hadir bersama saya disini, anda dapat membuka mata anda secara perlahan dan kembali bersama saya disini dalam keadaan yang lebih segar .. dan bahagia ... " Lebih segar dan Anda siap menjadi diri Anda yang penuh kepercayaan diri..tarik napas yang perlahan melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Jika anda sudah siap kembali hadir bersama saya disini, anda dapat membuka mata anda secara perlahan dan kembali bersama saya disini dalam keadaan yang lebih segar .. dan bahagia ... "

Baca juga :

·         Self love therapy

·         Letting Go

 

Daftar Pustaka : 

Nugraheny, D. C & Arie P. K.  (2018). Neurolinguistik Programing Dalam Bidang Pendidikan. Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26

Sari, Rini M. (2012). Neuro linguistik programming (NLP) untuk mengatasi depresi pada penyandang tuna daksa yang mengalami kecelakaan lalu lintas di BBRSSBD Surakarta. Naskah Publikasi. UMS

 

 

Komentar